Kalender Masehi tengah menunjukkan tahun 2004. HP Nokia C-45 berwarna putih sedang saya mainkan. HP itu tidak bisa koneksi internet dan hanya bisa untuk melnelpon dan mengirim SMS.
Permainan yang ada di dalamnya tidak lebih dari ular-ularan dan penataan balok-balok jatuh. Fitur lainnya hanya kalkulator sederhana dan alarm pengingat. Eh, sebenarnya ada juga agenda yang sesekali saya pergunakan.
Saat itu saya harus ke warnet untuk mengakses internet. Saya berpikir, mungkinkah suatu saat HP itu bisa untuk akses internet. Rasanya tak akan lama lagi perangkat seperti itu pasti akan terwujud.
Sayapun juga berpikir mungkin tidak ya menggunakan layar sentuh pada perangkat HP tanpa adanya tombol-tombol keyboard sehingga layarnya menjadi begitu lega.
Setelah saya lihat ada touchpad di laptop maka layar sentuh nampaknya tidak bakalan lama lagi.
Dugaan saya ternyata benar adanya. Tak lama berselang mucullah HP layar sentuh yang dimotori oleh Iphone.
Walaupun kalau kita browsing ternyata layar sentuh sudah ada sejak generasi sebelumnya, tetapi menurut saya baru booming sejak kemunculan Iphone.
Bahkan dari prototype yang beredar, Android yang semula ingin mencontoh BlackBerry-pun terpaksa menunda peluncurannya karena merasa teknologinya begitu ketinggalan jika dibandingkan dengan Iphone yang baru dirilis.
Jadi kadang angan-angan yang rasanya tidak mungkin sekarang sudah bisa menjadi kenyataan. Walaupun itu di implementasikan oleh pihak lain dalam arti bukan kita pembuatnya.
Saat ini saya sedang memikirkan alangkah enaknya memiliki perangkat yang bisa dijalankan dengan pikiran kita.
Hal ini muncul karena kadang kita berada pada situasi membosankan yang tidak memungkinkan untuk kita memegang perangkat.
Misal saat ada rapat di kantor yang pemimpin rapatnya melarang menggunakan HP. Padahal yang dibahas itu-itu terkadang itu-itu saja.
Maka disaat seperti itu, kita bisa mengetik dengan perintah otak kita. Apapun yang do pikirkan bisa tertulis pada perangkat kita.
Walaupun badan kita ada di kantor tetapi gawai kita sudah mengetik berlembar-lembar ide ataupun tulisan tanpa ada yang mengetahui.
Keren banget kan? Ah rasanya itu hal yang tidak mungkin untuk saat ini. Tetapi seringkali kita menemukan hal-hal gila cepat tercipta.
Namun apa saja yang ada di pikiran itu bagaimana mengendalikannya. Berbeda dengan ucapan, kita masih bisa mengendalikan.
Maksudnya semisal kita ingin menulis tentang energi eh sesekali akan muncul juga kalimat tentang ekonomi, tentang permasalahan sekitar. Tetapi itu masih lumayan, coba kalau yang keluar malah umpatan, wah repot juga ya?