Lelaki Misterius

on Tuesday, July 2, 2002

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”



Semenjak pindah kost di daerah keputih memang terasa beda banget dengan daerah Gebang, entah lokasi kost yang begitu jauh dari kampus atau keadaan kost yang lain sehingga saya mulai memperhatikan tingkah polah warga sekitar. Meski lokasi kost saya boleh dibilang terpencil tetapi karena berada di belakang mushola secara tidak sengaja saya memperhatikan beberapa orang yang lewat jalan belakang untuk menuju mushola. 



Mataku sering tertuju pada seorang pemuda berumur sekitar 28-an tahun yang selalu hilir –mudik ke mushola lewat jalan belakang tadi. Kulitnya agak sedikit gelap, rambutnya brintik panjang tidak teratur namun selalu diikat, hampir mirip kelompok “under ground” yang rambutnya acak – acakan itu, terkadang rambutnya ditata rapi diurai seperti pelatihnya kesebelasan Senegal, wajahnya sangar, kalau berjalan cuek saja tidak memperhatikan orang – orang disekitarnya, seperti anak – anak EGP.(emang gua pikirin)



Pernah sewaktu - waktu aku menyapanya tetapi “kurang ajar” dia benar – benar tidak memperdulikannya. Sudah masa bodo. “Ya, mungkin orang aneh, misterius” begitu fikirku saat itu. Hingga suatu saat sepulang kuliah aku terkejut melihat laki – laki misterius itu berada di kostku. Kebetulan teman – teman kostku pada ngumpet dikamar semua. Melihat penampilannya yang memang “sangar” membuatku agak berhati – hati. Aku mencoba menyapanya, “Ada yang bisa aku bantu, Mas?” Eh lelaki ini diam saja, lantas tersenyum. Lalu dia berpaling keluar dari kost. Aku benar – benar penasaran. Aku coba tanya beberapa teman kost senior, karena benar – benar penasaran dengan lelaki misterius tadi. Ternyata O, laki – laki tadi menderita tuna rungu dan tuna wicara. Subhanallah. meski dengan segala keterbatasannya tidak menyurutkan hatinya untuk selalu mengingatNya. 



Hari – hari selanjutnya sesekali aku menemukan Iful (begitu namanya) main kekostan. Meski bicaranya memakai isyarat namun tidak menyurutkan hatiku untuk selalu berkomunikasi dengannya. Seperti jika kepalanya pusing maka telunjukknya akan diarahkan ke kepalanya lantas diputar – putar. Jika kebingungan maka dengan telunjuknya akan membuat bentuk tanda tanya di udara. Meskipun sesekali aku tidak mengerti maksudnya, namun Alhamdulillah ternyata Iful bisa menulis. Akhirnya tak lama kemudian kamipun akrab. Karena saking akrabnya jika dia terlambat jamaah maka minta idzin sholat di kostku, hatiku terkadang bertanya “Bacaan apa ya, yang dibacanya?” Ah, tentunya pertanyaan seperti ini meski aku buang jauh – jauh. 



Subhanalloh, saya demikian takjub kepada sang pencipta, yang memberikan segala nikmat kepada kita, alangkah sulitnya untuk berkomunikasi dengan teman atau keluarga jika kita tidak dikaruniai pendengaran serta kemampuan bicara. Tentunya lantunan indah nasyid The Fikr atau Snada tidak akan pernah bisa kita nikmati, tidak bisa menikmati kemudahan telephone, mustahil untuk membaca dan mendengarkan Kitab-Nya, serta Manajemen Qolbu A’a Gym tidak akan pernah bisa kita dengarkan. 



Tentunya akan merasa beruntung temanku Iful itu dengan segala keterbatasannya. Dia tidak pernah memperguncingkan orang lain, tidak pernah berkata – kata yang buruk, dan tidak pernah mendengarkan hal - hal yang merugikan. Bisa jadi kehidupannya di dunia yang penuh dengan kesunyian dan kesepiannya membuatnya terhindar dari hisabnya. Saya jadi teringat firman Allah dalam Surat Al Israa’ ayat 36 :“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya .“



Namun tentunya lebih beruntung kita yang mempunyai pendengaran dan bisa berbicara dengan baik jika kita bisa menggunakan pendengaran dan kemampuan bicara ini di gunakan untuk memahami ayat - ayatnya. Serta selalu bersyukur ke pada-Nya karena menurut firmanya kita sangat sedikit bersyukur. 



“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.” (As sajdah:9)



Semoga kita termasuk orang – orang yang banyak bersyukur dengan banyak nikmat yang kita punyai. Bersyukur yok!