
SoftMaker Office 2006 for Windows

Ke Jatim Park dengan Semua Muridku.

Jumat sore beberapa waktu yang lalu adalah hari yang membahagiakan bagiku, ketika dihubungi wali murid kelas RSBI SMPN 1 Malang untuk menemani anak-anak ke Jatim Park (JP) Batu. Langsung saja saya mengiyakan karena sudah setahun yang lalu aku bisa ke sana dengan murid-muridku yang kelas III 06/07 di SMPM GKB Gresik. Tak lama kemudian Gizka muridku yang duduk di kelas II SMPM GKB Gresik mengirimkan pesan singkat kalau besuk murid kelas 3 tapel 07/08 juga akan ke Jatim Park. Wah moment yang tepat sekali pikirku, siapa tahu bisa ketemu. Tapi aku berfikir itu tidak mungkin karena biasanya ke Jatim Park pasti hari kedua atau minggunya.
Akhirnya segera aku hubungi bu Puthu sebagai sekretaris program Akselerasi untuk ijin karena sabtu aku ada tugas menjaga ujian kelas 8 Akselerasi, dan alhamdulillah di perbolehkan. Tetapi hari sabtu aku ada acara juga di SD Lab UM untuk sosialisasi program RSBI dengan Bu Rosyidah. Segera saya hubungi Bu Rosyidah kalau hari Sabtu saya tidak bisa menemani sosialisasi. Tetapi sama Bu Rosyidah tidak diperbolehkan, dan beliaunya mengajak saya ke Jatim Park dengan wali murid yang akan berangkat satu jam kemudian. Ya sudahlah akhirnya pagi harinya aku pikir lebih baik menemani bu Rosyidah sosialisasi program RSBI di SD Lab UM.
Forum Taaruf dan Orientasi Siswa
Forum Taaruf dan Orientasi Siswa merupakan ajang pengenalan sekolah untuk murid - murid baru, acara ini disingkat Fortasi dan dilaksanakan antara tanggal 18 s/d 20 Juli. Karena pesertanya adalah lulusan SD jadi tahu sendirilah kalau tingkah polah mereka rata - rata masih lucu.
Sebagai personal baru di SMP saya di minta membantu publikasi dan dokumentasi saja. Ya syukurlah bisa belajar menggunakan handycam, maupun nyoba - nyoba beberapa digicam. Namanya juga seksi umum, lebih banyak kerja baktinya he.. he..
Sebelum acara di mulai maka tugas sie dokumantasi adalah membuat keplek peserta (kartu tanda peserta). Ingat loh ya.. masih SD, keplekpun harus di buatkan oleh panitia. Kalau keplek tersebut dibuat oleh peserta, dikawatirkan bentuknya tidak sama dan yang pasti - pasti saja, akan merepotkan orang tua wali murid.
Keplekpun harus dilembur
Hari pertama fortasi diisi beberapa acara game, diantaranya game - game perkenalan antara sesama peserta serta game perkenalan dengan seniornya. Setelah itu di paparkan dengan audio visual bagaiana susana belajar di SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik, serta model - model belajar yang akan mereka terima selama pembelajaran.
Hari kedua berisi Show Of Force masing - masing Bidang Study. Lab Fisika yang di komandani Bu Nurhayati berusaha memperkenalkan keasyikan fisika dengan bermain sulap bersama murid - murid barunya. Sangat fantastis, Telur Ajaib dan Air Ajaib. Simsalabim.. anak - anakpun diajak berbasah kuyup dengan sulapan fisikanya. Wah sayang sekali saya tak sempat ikut - ikutan bermain sulap, karena saya mesti mengambil moment - moment krusial tersebut.

Pura - pura praktikum Kimia
Laboratorium biologi mengajak murid - muridnya berkebun dan bercocok tanam pepaya, melon dan buah - buahan lainnya diatas pot plastik. Sedangkan Lab Kimia yang di kuasai Bu Novida Rizani ini mengajak murid-nya mengetest seberapa bahayakah obat - obat yang dikonsumsi terhadap kesehatan. Bu Novi ini dulunya kuliah di jurusan Kimia ITS angkatan 2001. Ada yang kenal tidak? E..e ternyata Lab Kimianya masih sepi, akhirnya praktikumpun saya ganggu sebentar, ye.. biar tahu obat yang biasa di konsumsi kalau tengah flu ini berbahaya juga apa tidak ? Dan sebelum acara selesai Nampang lage.....

Nampang lage...., kayak megang kaos siswa ya? padahal itu digicam
Hari terakhir benar - benar dimanjakan dengan full game dan outbound. Seluruh siswa diwajibkan menggenakan penutup kepala dari koran serta membawa sarapan pagi. E.. ehmmm tetapi kasihan tuh anak - anak karena nasinya harus di putar dalam barisan untuk ditukar dengan temannya, ada yang datang membawa nasi yang wuahhhh, eh ternyata akhirnya malah dapat nasi bungkus. Kasihan ya..

Pinjam topinya ya?
Selamat… buat siswa - siswa baru SMPM 12 GKB Gresik, semoga kita bisa bersama - sama belajar dengan menyenangkan, bisa saling berinteraksi dengan baik, saling mengisi dan semoga bisa menjadi partner belajar yang menyenangkan pula.
Bermain ke Tanjung Kodok
Tanjung adalah daratan yang menjorok ke Laut, dinamakan Tanjung Kodok barangkali karena adanya sebuah batu yang mirip kodok . Kodok adalah sebutan untuk Katak dalam bahasa Jawa. Bermain ke Tanjung Kodok merupakan acara Departemen Pembinaan Masjid Manarul Ilmi. Departemen yang dikomandani sama Mas Ibnu, salah seorang sahabat terbaik saya sampai saat ini, telah menyelesaikan masa Tugasnya. Menurut schedule, start dari Manarul Ilmi dilanjutkan ke Tanjung Kodok, diteruskan ke Goa Akbar dan terakhir ke rumahnya Cak Eko salah satu staff Departemen Pembinaan pada saat itu.
Perjalanan yang sempat tertunda karena acaranya memang kurang terprogram dengan baik agak mengalami berbagai rintangan. Mobil rombongan sempat berputar berkilo – kilo meter karena adanya jembatan yang diperbaharui. Beruntung sekitar pukul 1.30 sudah sampai di Tanjung Kodok. Di kiri kanan jalan terdapat penjual buah siwalan semacam buah kelapa, karena rasanya mirip kelapa muda, namun dalam satu buah siwalan yang sebesar buah kelapa itu jika di kupas akan terdapat tiga butiran sebesar setengah kepalan tangan dan rasanya mirip dengan kelapa muda, serta penjual legen, yaitu minuman dari proses fermentasi.

Gambar.Saya yangmentongkrong diatas bebatuan.
Gersang dan tandus itulah kesan pertama yang saya rasakan tatkala menginjakkan kaki di tanjung kodok, sebuah tanjung yang berada di pantai utara pulau Jawa. Ombak tak seberapa besar, udara terasa panas namun angin semilir terus berhembus, langit di atas cerah hampir kesemuanya berwarna biru. Sejauh mata memandang hanya ada perahu – perahu hias yang di sewa pengunjung. Di sebelah saya ada sebuah bangunan tinggi semacam menara, kata beberapa kawan menara tersebut dipergunakan untuk membantu menetapkan tanggal 1 kalender hijriyah. Di dekat menara tersebut sebuah mushola mungil di penuhi banyak wisatawan lokal yang akan menunaikan sholat dhuhur.
Beberapa nelayan mendekati kami sambil merayu sambil menawarkan kapal untuk merasakan nikmatnya berlayar. Sebenarnya ada keinginan kuat untuk mengambil tawaran tersebut, tetapi karena waktu kami cukup terbatas akhirnya tawaran tersebut kami tolak dengan halus. Akhrinya sendal japit yang ku kenakan aku lepas dan byur.. “nyemplung” (=masuk) ke tepi pantai sambil mengejar – ngejar kepiting ataupun riak – riak ombak.
“Indahnya alam ciptaan Tuhan, Alangkah damainya ditepian pantai, Disitu terserlah kebesaran-Mu, Ya Allah bagi mereka yang cinta pada-Mu Indahnya langit tidak bertiang, Lautan luas terbentang, Fajar dan senja silih berganti, Semuanya tunduk dan patuh pada-Mu” (Alarme – Alami : Indahnya Alam)
Setelah satu setengah jam bermain – main, rombonganpun meneruskan perjalanannya ke Goa Akbar. Sebuah Goa di kawasan Tuban.
Note : Foto diambil di Tanjung Kodok 3 atau 4 tahun silam. Tanjung Kodok adalah daerah wisata di wilayah Lamongan.
To be continue…
Nampang Bareng Ponakan
Yang saya gendong itu bukanlah anak saya, kalau saya punya anak namanya adalah ajaib, karena saya belum menikah, tetapi putra pertama kakakku yang namanya Fitra Aufa Ahmad. Lucu bukan? Nah foto yang pertama adalah gayanya jika sedang berusaha memecahkan masalah. Atau kali saja sedang pura - pura berfikir. Hmmmm… barangkali cita - citanya jadi professor kali. Sayang nich waktu Fitra tersenyum kameranya nggak mau njepret, eh setelah di jepret malah nengok kiri.

Sudah pantaskan saya menggendong bayi? :D
Cuman gendong saja loh.
Usianya sudah menginjak tiga bulan, kalau dalam urusan kegiatan sehari - hari sudah belajar tengkurap, tapi masih kakinya yang tengkurap, belum kesemuanya eh.. namun belum bisa balik lagi. Akhirnya nangis deh.... Kalau ngomong wah.. dijamin antum akan kuwalahan, karena ngomongnya sudah banyak. Bukannya bayi ajaib, tetapi ngomong gak karo - karoan atau tiada yang mengerti. Masih a.. em.. a.. em saja. Tapi lucunya kadang suka tertawa sendiri dan aktivitas laen sepupuku yang maem-nya masih dari suplay ASI ini seneng ngedot jempol kanannya. Wah kalau sudah ngedot jempol kelihatannya asyik dan enak banget… nyaem.. nyaem.. nyaem… Kalau saya pas ada di didekatnya. “Mana, om minta boleh nggak?”, sambil menarik jempol yang sudah basah dengan ludah itu, karena jika dibiarkan gitu terus biasanya kalau sudah besar giginya bisa merongos....

Di foto tetapi tidak lihat kamera,
Atau malah cari duit yang jatuh ya?
Nah kalau foto yang kedua malah lucu pipinya tambah nggemesin he.. he. he.. Beruntung banget hari ini. Tak gendhong tetapi tidak nangis dan tidak ngompol pula, syukurlah. Akhirnya ikut saya sekitar 15-an menit. Wah sampai terasa capek, rasanya berat sekali. Setelah saya gendong dan di foto, saya kasihkan kembali ke ibunga. Aduh!!! tanganku tiba - tiba sakit, ngilu semua yach gara - gara nyangga sepupu tadi. Padahal baru 15 menit loh. Bagaimana jika seharian gendong wah.. bisa patah tangan saya. Akhirnya sama kakak ipar saya di komentari, “Gini katanya kok pingin punya anak, nggendong 15 menit saja masih belum kuat?” Ha. ha.. ha..
Arek - Arek Fisika ITS 1998
Gambar di bawah merupakan foto yang sempat terabadikan di antara arek - arek Fisika 98. Fotonya kelewat besar sih, jadinya yach tak resize. Buat arek - arek Fisika 98 yang ingin download dua foto berukuran gede silahkan hubungan saya lewat email kank_agus(at)yahoo.com. Yang bukan Fisika ITS angkatan 1998 nggak boleh request :).
Foto ini diambil pada bulan Ramadhan beberapa tahun yang lalu disaat akan berangkat ke rumahnya Abud, kasihan tuh Abud sampai dua kali ngadain Buka Puasa dirumahnya ha.. ha.. ha.. Ceritanya ngumpul - ngumpul dulu di depan Graha ITS, nah setelah diambil fotonya baru berangkat menghabisakan menu - menu yang di hidangkan oleh ibunya Abud. Rumahnya orang tua Abud kira - kira 1 km timur dari Stadion Sepuluh November Tambaksari Surabaya.
Siapa saja mereka? Yang berdiri di belakang itu Krisna, Agung, Kuswandik, Indra, Masrukin, Ardiansyah, Ade, Wiwin, Dwik, Dini, Nani, Laily, Pak Yono (kalau Pak Yono ini bukan mahasiswa tetapi dosen), Ani, Sigit, Nurul, terus yang berbaju merah tak berkerudung itu si Ester, sebelahnya Nur Farida, Mareta, Yuli alias Ucrit, Wiwid, Eni alias Enok, Fathur, Fery, Hero, Vijay, Wahyu, dan Tedy.

Arek - Arek Fisika ITS angkatan 1998
Sedangkan yang duduk dari kiri ke kanan, Adit, Topan, yang menutup hidung Si Eko Komting (ketua angkatan), Totok, Doni, Erwin, Dian, Fansyuri, Singgih, Sofyan, Novrian, Novien, Nanda, Agus alias saya sendiri, Fauz, Arfan, Roma, Abud, dan Joko
Nah di jurusan Fisika itu ada yang aneh. Kelihatan nggak anehnya apa? He.. he.. he.. ya nggak bakalan tahu. Nah anehnya nich, di Fisika ini sering terjadi lingkaran Fisika. Loh maksudnya apa? Yach.. yang Fisika dapat Fisika juga :)), gimana sih nggak mudheg? Nah gini nich maksudnya warga Fisika itu banyak yang berjodoh sesama warga Fisika juga. Yang satu angkatan nich, Topan Fis’98 nikah sama Wiwin Fis’98, terus Krisna Fis’98 nikah sama Dwi Fis’98, sedangkan Sigit Fis’98 masih taaruf sama Mareta Fis’98 nggak tau kalau sudah nikahan, sudah nggak kedengaran kabar beritanya. Si Eko Komtig Fis’98 masih taaruf sama Mbak Anita Fis’97. Nah terus, Dini Fis’98 menikah dengan Pak Endarko yang dosen Fisika atau dosennya sendiri, Nani Fis’98 menikah dengan Mas Feri Fis’97, sedangkan Laily Fis’98 nikah dengan Mas Wahyu Fis’96. Ini masih seputar yang angkatan 98 belum angkatan yang lain. Hayo siapa lagi yang akan masuk lingkaran fisika? Kita tunggu saja kabar beritanya :D
Yang nggak ikutan foto wah siapa ya ada banyak aku nggak hafal. Yang nggak ada dalam foto berarti ada 10 an anak, karena ada yang nggak berkenan di foto, terus ada yang datengnya telat, walah - walah, memang susah ngumpulin arek - arek fisika 1998. Nah buat yang merasa Fisika ITS angkatan 1998 silahkan gabung dimilistnya fisika its angkatan 1998. Untuk lebih jelasnya silahkan hubungi saya via e-mail, nanti saya konfirmasikan alamat milistnya yang makin seru saja he.. he.. he.. Sukses deh arek - arek Fisika ITS 1998, kalau sudah pada sukses please, always remember me! Dont forget me Prend !
Intip - Intip My Personal Computer
Intip - Intip My Personal Computer
Kali ini yang nampang bukan pemilik webnya tetapi computernya saja :D. Buat yang kepingin melihat bagimana sih komputer yang biasa saya gunakan? Nah ini dia komputer tua n jelek tetapi berjasa buesar bagi saya. Awal mulanya komputer ini di taruh di kampung. Lumayan bisa untuk berinternet ria. Tetapi karena saya mesti ngerjakan TA di kampus akhirnya PC inipun saya usung, jadinya di kampung sudah tidak ada PC lagi, yang ada cuma monitornya saja, itupun saya kasih TVComboBox, nah lumayan kan bisa untuk lihat TV, barangkali kalau pulang agak lama, bisa usung PC-nya saja tanpa ngangkut monitor, jadinya agak ringan. Eh iya, spesifikasinya apa ya?
Ini nich spesifikasinya :
- Buildup Acer
- Intel Pentium 200 MHz,
- HD 3 GB,
- EDORAM 2x32Mb + 2x8Mb = 80 Mb,
- CDROM-nya ada 2, 8x (gak tau merknya)dan 52X (Samsung),
- VGA Onboard 2 Mb,
- Monitor Compac 15 inc.
- Shoundcard Aztect
- Internal Modem
- Mouse Keyboard Logitect
- Speaker Aztect.
- Stavolt Kasugawa.
- Operating System Ms Windows 2000 SP3 dan pernah di dual OS secara bergantian dengan Mandrake 8.3, Mandrake 9.1, Mandrake 9.0, Trustix Merdeka, dan terakhir Linux Komura.

Nah jelek banget bukan… eit tetapi tunggu dulu. Biar jelek - jelek begini, tapi cabe rawit. Pernah untuk belajar php my brother dari yang semula nol (nggak ngerti php) sampai jadi master php he.. he.. he..; tak pakei mengerjakan Tugas Akhir di kampus dan online terus, lantas untuk develop http://liriknasyid.com dan http://agusw.cjb.net, dipinjami tetangga - tetangga, ngajari nyanyi anak - anak kecil sebelah rumah, Nah banyak banget bukan. Jadi biar Prosesornya Pentium I tetapi Kinerja dan daya pikir pemiliknya Pentium IV. Atau kalau ada yang mau nyumbang komputer generasi baru sama saya atau bahkan laptop yang saya impi - impikan dan belum tercapaipun saya tak menolak ha.. ha.. ha.. (nggak tau malu ! :)))
Bermain, Bernyanyi, dan Berfoto Dengan Dik Aan
Ini yang saya ceritakan dulu tentang si “Mata Indah Bola Pingpong” atau Dik Aan atau nama panjangnya Muhammad Nafan Abdillah. Sekarang Dik Aan sudah lumayan besar. Usianya sudah 3.5 tahun. Tambah besar tambah mbethik (=nakal). Kalau sedang naik ke atas (lantai II) atau tempatnya arek - arek ngekost, sukanya mbuka - mbuka pintu kamar saya. “Dol !!” lantas tertawa. Kalau tidak begitu suka maaf “ngentuti” saya. Tetapi bukan ngentut beneran cuma mulutnya saja yang bilang. “Mas Agus tak entuti.” Lantas sambil mebelakakingi saya mulutnyapun di sembur - semburkan “Blut.., blut.. blut..” Tertawa dan menutup pintu sambil berlari. Habis itu pintunya dibuka sedikit sambil intip - intip dari balik pintu. Nah, kalau aku tersenyum dia akan mengulangi aksinya beberapa kali sampai Dik Aannya capek sendiri. Nggak tau siapa juga yang ngajari. Jangan - jangan antum yang mbaca tulisan saya ini ya yang ngajari, karena aku nggak pernah ngajari hal - hal semacam ini. Hmm.. awas kalau ketahuan yang ngajari mau tak hajar (wih kejamnya).

Tetapi waktu aku bawa digital camera dan memfoto teman - temanku, eh Dik Aan-nya muncul dan malah suka ngikuti di belakangku, tetapi kalau diminta difoto nggak berani, takut sama blitnya. Kalau ada kilatan blitz kayaknya takut banget, Kaya mau nangis. Disangka petir kali he.. he.. he..
“Ya sudah sekarang foto sama Mas Agus saja, blitsnya nggak usah dinyalakan wis.” Waktunya memang sudah sore sih, jadi agak - agak gelap, akhirnya make lampu neon saja. Tapi ya gitu, Dik Aannya takut - takut berani. Akhirnya waktu di hitung satu, dua, ti.... mendadak mau lari dan mo nangis akhirnya tak pegangi saja. “Cret”.. nah tuh kan yang semula center jadi keluar layar. Lihat tuh mukanya Dik Aan tegang banget bukan? Ya.., jadinya Dik Aan yang cakep, putih, matanya besar, akhirnya kelihatan jelek, item, dan mau nangis. Tuh lihat tuh, mulutnya mau “mewek”. Habis gitu nggak mau di foto lagi. Ya sudah akhirnya cuma itu dokumentasinya.
Aku mencoba merayu, “Ayo Dik Aan, Foto lagi?”. “Emoh.., emoh.” Kata Dik Aan.
Habis itu beberapa hari yang lalu waktu Pak Kost naik keatas Dik Aannya ngikut. Barangkali jenuh ngikut bapak yang cuman ngobrol sama komting-nya Kost-kostan, Dik Aan masuk ke kamarku.
“Ayo Dik Aan sudah pandai nyanyi apa belum?“Tanyaku.
“Cudah.” Katanya.
Akhirnya waktu aku tawari headshet, eh malah suka banget. Aku putarin midi - midi koleksi anak - anak buatan Mas Didi Hariyadi. Eh seneng banget nyanyi. Tapi lagunya cuma bisa dua. Balonku ada lima, sama cicak di dinding. Ya sudah, daripada merekam lagu balonku ada lima yang panjang, mendingan yang tak rekam lagunya Cicak Di Dinding. Kan cuman pendek saja.
“Ayo Dik Aan kita rekaman saja ?” pintaku. Eh nggak taunya Dik Aan seneng banget. akhirnya ya ini suaranya Dik Aan. Putranya Pak Kost yang usianya baru 3.5 tahun. Lucu bukan. Habis gitu sering keatas minta nyanyi lagi. Ha.. ha.. ha..
Tapi sudah seminggu lebih Dik Aan kok nggak kelihatan naik keatas ya? Kemana nich. Tidak biasanya loh. Esok harinya saya ketemu di bawah. Hii ngeri.. jari telunjuk kanannya kayak mau putus. Disamping itu jalannya pincang dan jempol kakinya juga menghitam. Hi.. ngeri banget aku. Tetapi anaknya nggak kelihatan nangis, nggak kelihatan sedih cuman senyum - senyum saja.
“Hayo.. Dik Aan tangane kenek opo iki?” Tanyaku. (=Hayo.. Dik Aan, tangannya terkena apa ini?)
“Enek ading. Enek Ading.” Katanya. (Itu adalah suara anak kecil yang yang masih belum lancar bicaranya, yang maksudnya “Kenek Lading” atau dalam bahasa Indonesianya “Terkena Pisau“)
“Nek Endi?” tanyaku lagi (=Dimana?)
“Enek ading.” jawabnya. Dia tidak mau menjawab dimana terkena pisaunya tetapi cuman mengatakan kalau terkena pisau. Aku tanya saudaranya yang lain yang masih kecil juga pada nggak tau terkena apa Dik Aan itu.
Akhirnya aku tanya Bapak (bapak kost), beliau mengatakan kalau jari telunjuknya itu terkena alergi, dan diobati salep sehingga kelihatan kaya mau putus. Hii… terus jempol kakinya terkena “cantengen” atau infeksi kuku kaki, sementara jalannya pincang karena telapak kakinya terkena pecahan kaca. Aduh sampe aku kasihan banget. Habis Dik Aan itu sukanya main di tempat - tempat yang kotor. Atau orang jawa bilang suka “nrutus”.
Tetapi seminggu kemudian waktu naik ke atas lagi, Alhamdulillah berjalannya sudah normal, tinggal bekas - bekasnya saja.
“Eh Dik Aan endi jempolan sikil sing loro iku, wis mari yo?” Tanyaku. (=Eh Dik Aan mana jempol kaki yang sakit itu, sudah sembuh ya?)
Maka Dik Aanpun memperlihatkan jempolnya kakinya yang sudah mengering itu. Maka akupun menggoda saja.
“Hi...” kataku sambil menirukan mimik orang ketakutan.
dan Dik Aanpun mengusap usapkan jempol kakinya ke arah kakiku, sambil tertawa terbahak - bahak. Dan akupun menghindar sambil ngomong “Hi..., hi..” dan Dik Aanpun dengan semangat mengejarku sambil mengusap - usapkan jempol kakinya yang sakit itu. “Hi..”, lantas aku angkat badan kecilnya ke atas dan kamipun tertawa lebar.
Bunga Dari Yang Paling Kusayang
Pasti sudah pada tahu yang saya maksud bukan? Ya.. kalau ada web ginian ya nggak mungkin dari pacar, siapa lagi kalau bukan dari Ibuku saat wisuda dulu. Hmm.. sebenarnya saya sendiri juga males. Lah untuk apa sih di kasih bunga segala, lah wong tiada gunanya. Namun ya itulah seorang tua yang ingin melihat anak - anaknya tersenyum senang. Menyenangkan buah hatinya. Tak mungkinlah aku mengucapkan semacam itu untuk ibuku tersayang. Nggak mungkin aku tega menyakiti hatinya. Mesti dalam hati bilang gitu tapi di luar ya ngucapkan “Makasih deh ibu, Ibu buaek buanget, ibu dan perhatian lagi saya saya? cup muah .. muah. cipika cipiki.” He.. he.. he.. Toh juga sudah terlajur dibeli, kalau di tolak malah menyakiti hati orang tua. Dosa kan?

Ya.. terimakasih deh ibu, atas perhatiannya selama ini. Dan maafkan putramu yang ndableg ini belum bisa membantu apa - apa. Belum bisa memberikan yang terbaik buat engkau. Sabar ya bu?
Peace.. peace...
Foto ini diambil sesudah sidang Tugas Akhir. Sidang yang lumayan melelahkan, sebenarnya tidak melelahkan juga, tetapi cuman pikiran saja yang lelah. Bingung sendiri. Karena selalu berfikir, Besuk lulus nggak ya? engak ya?. Saat hari H-pun orang - orang terkasih aku telp. satu persatu. Tentunya Bapak sama Ibu aku minta doanya, bibi - bibi yang dekat aku hub. semua ha.. ha.. ha.. nenekku yang selalu perhatian sama cucunya yang ndableg ini juga aku mintai doa. Tapi saat hari H hik.. hik.. hik.. segalanya berubah. Berubah total.

Berubah bagaimana? Hari itu habis jumatan. Aku jumatannya di masjid dekat kost, karena kalau di masjid kampus terlewat lama. Pikiran sudah tiada menentu, aku di bonceng teman seperjuanganku, teman kamar, sekaligus teman kost Arfan Eko Fachrudin yang sekarang menjadi dosen Fisika di Unilam Banjarmasin. Hmm dari pada membawa komputer dari kampus, akhirnya aku pinjam komputernya Arfan juga untuk presentasi. Arfan tinggal senyam senyum saja, karena sidangnya sudah sehari sebelumnya.
Habis itu ngurus - ngurus inFocus, kabel dan macem - macem-nya ampe jam 13.20 belum nongol - nongol juga penguji sama dosen pembimbing. Sambil terus berdoa.. wah betapa lemasnya kedua kaki ini tatkala melihat dosen pengujinya adalah bapak Koordinator. Waduh mimpi apa saya semalam. Perasaan doanya juga sudah banyak. Sekedar diketahui saja dosen pengujinya ada dua, bocoran dari jurusan (yang sebenarnya rahasia) adalah yang Pertama kaLab-nya Laboratorium optik, nah yang kaLab ini orangnya baik, kalau nguji sidang selalu membantu. Nah yang kedua Bapak dosen Geofisika, katanya suka ngedel - ngedel program, walaupun tak seberapa kuat di program, tetapi orangya baik juga, kalau nguji suka mengarahkan. Jadinya tak ada masalah, paling dibantai dikit :D. Wah tapi yang datang lah kok waduh… waduh, Bapak yang sehari sebelumnya ngedel - ngedel sidangnya adik angkatan yang maju seminar.
Dengan membaca Kulhu (Surat Al-Ikhlas) berkali - kali alhamdulillah seminarpun-pun bisa di lalui dengan selamat, semua pertanyaan dari audiens yang kebanyakan teman - teman kuliah sendiri bisa ditangkis. Ups habis bawa buku seambreg. Draft yang aku pegang-pun penuh dengan coretan - coretan dan turunan rumus - rumus yang buanyak. Belum lagi didukung dengan doa - doa keluarga tersayang. Hayoo mau tanya apa? Jawabannya sudah ada semua dalam drafku.
Setelah istirahat 15 menitan, dilanjutnya dengan sidang di depan para dosen penguji. Bapak Koordinator yang pada sidang sebelumnya sangar belum bertanya juga. Hingga tiba giliran beliau ini bertanya, ya.. ternyata ringan - ringan saja, karena beliau ini tidak menguasai materi optika. Walah jadinya ya ringan - ringan saja. Ternyata eh ternyata pergantian dosen penguji tersebut membawa berkah, karena setelah ujian saya dapat informasi kalau dosen Geofisika yang akan menguji itu ke luar kota dan belum kembali.
Sehabis dinyatakan lulus sidang, saya lantas keluar ruangan dan merapatkan kepala ini ke lantai musola Mipa. “Ya.. Rabbi, ampuni hambamu ini, ternyata aku banyak sekali berprasangka yang seharusnya tidak boleh terlintas di dalam benakku.”
Akhirnya dengan wajah sumringah (=gembira), “Action!!!!”, Peace.. Peace.. Peace…
Biar Puyeng Tapi Ceria
Kalau ada yang dekat sama saya pasti saya makan he.. he.. he. hiiiii bukannya kanibal tetapi makan makanana yang halal. Jika dilihat sekilas… ih kok senyum - senyum saja sih. Tapi kalau tahu dalamnya hati gejolaknya jiwa. Itu kepala sedang “thoeng… thoeng..., pinginya nendang semua yang bisa ditendang. Nah lihat tuh mousepadnya saja sampe diganti buku dan dedel duel lagi :D.

Buat yang belum tahu, inilah situasinya Laboratorium Optik. Sepi, habis yang ngerjakan TA di situ cuman saya seorang, tiada teman lainnya. Lah terus yang memfoto? Oh kalau yang itu seorang teman lain yang kebetulan lewat dan pass membawa digicam. Ayo foto aku aja. Kalau komputer yang ada di dapanku itu adalah komputer yang tak angkut dari kampung. Lumayan kan, biar jelek tetapi bisa online loh. Lihat nggak? itu ada Yahoo Messengernya tau. Mana nggak kelihatan tuh? Ya.. nggak tau burek monitronya atau kecerahen ya? Lo.. lo… lo.. ini sedang mengerakan TA apa messengeran melulu? Ya kedua keduanya.
Sekedar tahu saja, biar mukanya manis tapi barusan dibantai sama boss besar (=dosen pembimbing). Yach senyum aja lagi… 0:)