Berhasil Menangkap Berapa Pengintip Ukhti ?

on Monday, June 7, 2004

Ada sebuah cerita menarik di awal kuliah. Aku lupa saat itu mau meminjam buku atau mengambil buku ya? Seingatku meminjam buku sih, tapi kayaknya mau mengambil buku. Entahlah sudah beberapa tahun yang lalu dan aku tidak akan membahas saat itu meminjam buku atau mengambil buku.. :), tetapi pasti - pastinya saja aku datang ke sebuah kontrakan akhwat.



Ditumbuhi ilalang yang lebat dan tinggi disekitar kontrakan, maklumlah daerah ITS saat itu masih rawa - rawa, tetapi halamannya tertata walaupun tidak begitu rapi, membuat kontrakan mungil itupun tersembunyi dari pengamatan diluar. Suasana sunyi menggambarkan tidak adanya seorangpun dalam rumah tersebut. Pintu depan dan semua jendela tertutup rapat. Ditambah lagi kaca depannya ditutup karton. Tetapi karton itu tidak sepenuhnya menutup. Di sebelah pegangan pintu dibuatkan lobang berdiameter 10 cm-an, sehingga siapun (mungkin) bisa melihat ke dalam kontrakan, dan yang dari dalam lelusa mengamati kondisi di luar.



“Assalamu’alaikum...” ucap salam sambil mengetok pintupun kulakukan. Satu kali tidak ada yang menjawab. Dua kali sama saja, dan tiga kali mestinya aku segera angkat kaki dari halaman rumah itu. Tetapi tidak.... tanpa sengaja (atau disengaja ya ... :D)lewat lubang tersebut aku berkeinginan memastikan ada orangnya atau tidak. Tetapi “ups” aku segera tersadar tatkala ada tulisan mungil dibawah lubang tersebut. “COWOK/IKHWAN DILARANG KERAS INTIP - INTIP”..., hampir saja aku menjadi korban pengintipan.. kayaknya nich tidak hanya aku yang hampir menjadi “korban” lingkaran di tepi pegangan pintu itu, sampai - sampai mbak - mbaknya memberikan Warning. Sambil menepuk ubun - ubun kepala akupun tersenyum dan segera mengambil langkah seribu.



Kecenderungan saat bertamu dan memastikan apakah si empunya rumah tersebut ada, pastinya sangat besar. Seingatku tentang adab bertamu adalah setelah 3 kali salam maka tamu harus segera angkat kaki. Tapi rasanya susah juga ya.. kita sudah jauh - jauh datang mau mendapatkan sesuatu, eh pulang dengan tangan hampa… :( Eman banget. Tetapi mengintip kontrakan lebih - lebih kontrakan ahwat adalah tidak seharusnya dilakukan. Namun jika aku melakukan justifikasi, tentu yang kurang tepat adalah lubang tersebut. Ngapain dikasih lubang? Di dekat pintu lagi. Dengan alasan apapun memberikan lubang kecil diantara penutup membuat tamu cenderung untuk melihat. Kalau untuk alasan penerangan ataupun alasan empunya kontrakan agar mudah mengintip keluar, barangkali akan lebih tepat jika diberi penutup kaca dari kain atau penutup kaca dari untaian nilon. Memang sih perlu merogoh kocek lebih, tapi demi kebaikan bersama apa salahnya.



Jadi kalau ingin menangkap basah para pengintip tutup saja semua kaca depan dengan karton lantas kasih lobang kecil. Pasti deh antum akan banyak menangkap para pengintip… he.. he.. he.. Sayang saat itu aku orangnya pemalu (rasanya malu - maluin sih :) , jadi tidak berani berkomentar apa - apa. Semisal sekarang kalau ketemu pasti deh aku aku akan bertanya “Berhasil menangkap berapa pengintip ukhti ?”



Surabaya 7 Juni 2004 pk 1:59

0 comments:

Post a Comment