Bingkai Shilaturohmi

on Wednesday, April 6, 2005

Setelah lulus dari kuliah satu hal yang sekarang jarang saya lakukan. Satu hal yang sepele padahal pahalanya besar. Sepele sekali bukan, jika hanya meluangkan waktu barang 2 jam atau sehari untuk anjang sana kerumah family, kerabat, ataupun teman ? Yang dalam bahasa umumnya disebut shilaturohmi ini. Bahkan Rasulullah pernah bersabda bahwasanya Shilaturohmi bisa memanjangkan umur manusia, dan Allah sendiri sangat membenci orang yang memutuskan tali shilaturomi.



Paling tidak sekali dalam setahun keluarga yang mulai jauh biasanya saya kunjungi. Memang tidak ngapa-ngapain, sekedar berkunjung dan berbagi cerita. Apalagi kalau family yang diajak ngobrol nyambung, atau ada sepupu yang saya ajari entah itu hanya sekedar matematika, fisika ataupun sedikit komputer, maka bisa dua hari sampai satu minggu juga :D. Tergantung kondisi keluarga yang saya kunjungi, sedang pantas di kunjungi atau sedang ada masalah. Ya kita mesti bisa memperkirakan lah. Tetapi kalau ngobrol saja tidak begitu nyaman, tidak ada sesuatu yang dikerjakan, paling cepat juga sorenya mesti balik dengan sejuta alasan :D, karena biasanya kalau tidak sampai menginap maka akan ada mimik kecewa di wajah salah satu family.



Tetapi memang tidak semua family. Bukannya pilih - pilih tetapi family yang banyak aturannya biasanya jarang saya kunjungi, habis ribet banget, aturannya seambreg he.. he.. he.. Apalagi orang kampung macam saya yang cenderung “cul-culan” kalau ada aturan yang njlimet - njlimet ya capek. Ya sebenarnya baiklah tujuannya kalau pagi mesti begini mesti begitu, kalau keluar mesti begini dan begitu pula. Penampilan kudu begini begitu, Puih dua jam rasanya setahun :)).



Ada juga family yang nyantai banget, “Sudah anggap saja rumah sendiri.” begitu family yang satu itu selalu berucap, jadi tidak boleh malu - malu. Kalau lapar yang mesti mengambil sendiri dan nggak usah disuruh. Kalau yang mesti dikerjakan, ya kerjakan saja, kalau nggak ada lauk silahkan menggoreng lauk sendiri, kalau sedang ingin buat mie maka buat saja sendiri dan nggak usah malu - malu. Kalau makan saja menunggu disuruh maka dijamin akan kelaparan sendiri :D



Namun ada juga family yang meminta kudu tiap bulan berkunjung, dan kelihatan kecewa banget kalau ditinggal pulang, yach karena aku sendiri mainnya juga sekali dalam setahun.



Nah dan yang lama saya kunjungi pasti di rumah family yang ada komputernya, …walah..., habis kebanyakan familyku suami dan isterinya bekerja semua plus sepupu-sepupu sekolah sampai jam 2 siang, coba mau ngapain di rumah sendirian, lihat TV juga sudah jenuh. Apalagi kalau bisa ngajari komputer, saya paling seneng untuk satu hal ini.



Tapi itu dulu waktu saya masih kuliah, kalau sudah lulus begini kayaknya timing-nya kurang tepat,
bahkan bisa-bisa menambah masalah he.. he.. he.., barangkali mengunggu timing yang tepat.



Saat seperni ini saya juga menemui hal yang aneh, seringkali waktu membuka hadits ataupun Qur’an tanpa sengaja membaca hadits atau ayat yang mengancam dengan sangat orang - orang yang memutuskan tali shilaturohmi. Tetapi dalam hati saya berkata “Saya bukannya memutuskan tali shilaturohmi, cuman menunggu timing yang tepat dulu”, saya benar - benar tak punya alasan untuk shilaturohmi semacam dulu lagi, nggak tahu pokoknya tidak mood, dan tidak nyaman.



Disaat ketidak mood-an hati untuk shilaturohmi inilah saya dikejutkan oleh telephone rumah yang berdering, dan meminta saya menemani adik sepupu yang di lain kota yang tiap hari uring-uringan sama keluarganya karena kebijakan sekolah menggunakan Linux OS. Singkat cerita, setelah satu minggu menemani adik sepupu, alhamdulillah sudah lumayan (bukan lumayan nggak ngerti ya :) ). Bahkan bisa sharing dan di support sama paman dan bibi yang sudah lebih banyak makan asam garamnya hidup ini.



Habis ngajari adik sepupu rencananya pingin pulang ke rumah lagi, ehmm ternyata komputer familyku yang dilain kota rusak juga. Akhirnya shilaturohmi lagi ke rumah family yang lain.



Barangkali sebagai pengingat bagi saya bahwa dengan alasan apapun saya tidak boleh untuk merenggangkan tali shilaturohmi. Dan sejak road show :D kerumah beberapa family tadi, mood saya untuk tetap menjaga bingkai shilaturohmi ini semakin kuat. Karena bagaimanapun juga family adalah orang yang paling dekat dengan kita, entah itu saya bisa apa mesti saya bantu dan sebaliknya. Bukankah orang yang hidup memang tidak bisa menjalani kehidupun ini sendirian? Mesti saling bantu membantu lebih - lelih dengan family, kerabat, ataupun teman sendiri.



Saya tinggal shilaturohmi dulu ya .... :))

2 comments:

ied103 said...

salam perkanalan saudara ku
idris mohamed dari johor,malaysia
ied103@yahoo.co.uk
salam ukhuwah

muhammad rezza said...

salam kenal mas agus…

Post a Comment