Wah Ibu Ini Bisa Saja.

on Friday, September 30, 2005

Setiap pagi aktivitasku adalah ke warung nasi sambil baca - baca harian pagi. Tak jauh sih letak warungnya, setelah menyebarangi sungai kecil selebar satu setengah meter dan melewati samping mushola maka akan sampai di warung nasi langganan. Tapi tidak selalu pagi, siang atau sore kalau lapar maemnya ke situ juga, karena secara vektoris letak warung tersebut adalah yang paling dekat dengan tempatku.



Siang itu memang agak panas, sepulang dari kerja sampingan rasanya capek sekali dan lapar, maka akupun buru-buru pergi ke warung tersebut. Disana telah duduk seorang adik SMA putri dengan pakaian SMA yang sangat “nyekapret” (=ketat) makan disitu. Sayapun duduk membelakanginya sambil memesan makanan dan minuman yang menarik hati.



Dan ibu penjual nasinyapun mengajak bincang-bincang dengan adik SMA tesebut. Mulai dari study, nilai dan akhirnya membicarakan baju yang dikenakan tersebut.



“Loh, SMA kok pakaiannya tidak putih-biru?” tanya ibu tersebut.
“Putih-biru itu pakaiannya anak SMA negeri Bu, kalau swasta terserah lembaganya.” kata anak SMA tadi.
“Apa tidak sesak menggunakan pakaian ketat seperti itu?” tanya ibu penjual nasi.
“Awalnya iya, tetapi lama kelamaan biasa, sudah nyaman Bu.” anak itupun menjawab dengan sedikit tertawa.
“Kamu apa tidak malu menggunakan pakaian seperti itu?” tanya ibu penjual nasi lagi.
“Wong SMA kok malu sih Bu? Malu sama siapa? Begini mah sudah biasa?” Jawab anak SMA lagi.
“Apa tidak dimarahi sama gurunya?” selidik ibu penjual nasi.
“Ya enggaklah Bu, kita sih cuek aja.” Jawab anak SMA.
“Eh kamu tahu tidak, untuk apa berpakaian seperti itu? Biar disukai cowok ya? Cowok - cowok itu mana ada yang mahu sama cewek begini. Pakaiannya ketat, nyekapret, pinggangnya kelihatan. Cowok - cowok itu akan malu kalau punya cewek dadanannya kayak begini.” Kata ibu itu dengan santainya.
“Ya iya sih Bu, tapi ya dilihat - lihat dulu cowoknya. Nggak semua cowok kayak begitu. Mereka ada juga yang nyari cewek yang modelnya kayak begini.” Jawab anak SMA itu tak mau kalah.
“Heh? Itu loh kamu tak kasih tahu, cowok yang nyari cewek modelnya kayak begini, itu cowok yang kalau malam gak tidur, terus kalau pagi tidur seharian, sukanya hura - hura, keluyuran, kamu mau toh punya cowok kayak begitu?“Tanya ibu tesebut tidak mau kalah.
“Ya bener juga sih bu, tetapi ya enggak lah.” Kata anak itu mulai kebingungan.
“Kalau tidak percaya coba tanya Mas Ini, bagaimana cewek yang diinginkan? Pasti yang dipilih adalah yang tertutup, bahkan mungkin yang berjilbab. Kayak Mas Ini nich nggak bakalan pulang ke rumah membawa cewek kelihatan pinggannyanya terus dikenalkan sama ibunya. Malu Mbak? Bener kan Mas? tanya ibu itu kepadaku.
Aku yang sedari tadi menikmati menu makan siangku hanya senyum-senyum ke arah ibu tadi. Loh aku kok ikut dibawa - bawa juga. Dalam hatikupun berguman “Wah ibu ini bisa saja.”



Saya tulis cerita sungguhan diatas bukanlah untuk mengangkat tema romantisme, tetapi begitulah kadang adik-adik SMA itu tidak mengerti dengan apa yang mereka lakukan. Mereka hanya mengikuti trend yang sedang berkembang di lingkungannya. Bahkan kalau ditanya mengapa kamu begini, mengapa kamu begitu, pasti tidak bisa menjawab. Memang adanya televisi ataupun media massa yang tidak jarang menyuguhkan budaya yang tidak sesuai dengan budaya sendiri akan sangat berdampak buruk pada generasi mudanya. Lebih - lebih adanya acara-acara yang menyedot rating tinggi kaum muda kebanyakan mempertontonkan kehidupan yang bebas pergaulan, dan itu dipertontonkan ke seluruh Indonesia yang akhirnya bisa ditiru.



Ditulis dengan LeafPad 0.8.1 (mirip notepad di Linux).

3 comments:

ninik said...

aww.
kunjunngan pertama…
salam kenal mas agus…
jadi inget adik2 di sma
hiks....

kank_agus said...

Salam kenal kembali Mbak Ninik, memang punya banyak kenlaan adik sma ya? :D

raspberry ketones said...

Diet pills might not be where can i buy raspberry ketones lazy.
You can use it in a short amount of time you will lose weight.

Post a Comment