Job Seeker

on Saturday, September 18, 2004

Tak terasa sudah 6 hari menghirup udara merasakan “nikmatnya” menjadi pengangguran. Kalau di pikir - pikir sebenarnya enak juga kuliah.. :) Biaya internet hanya Rp 30.000,- persemester, apalagi semenjak komputer di bawa ke kampus puih… bisa berinternet sampai mokek - mokek, bisa messengeran dengan teman - teman lama.. duh.. senengnya :) Tapi kalau lama - lama di kampus malu juga.. sudah tua bukannya cepat - cepat lulus dan cari kerja tapi menikmati kampus melulu… Apa bukan ikut menghabiskan uang rakyat? Habis kabarnya setiap mahasiswa itu dapat subsidi dari masyarakat walau didapat tidak secara langsung. Kan kasihan juga toh rakyatnya.



Tetapi perusahaanpun sekarang mintanya juga aneh - aneh, kita yang sudah susah - susah kuliah mesti menghadapi test, test dan test, itupun kalau di panggil test loh. Terakhir - terakhir, jatuhnya pada psikotest. Hmm kalau yang ini akal - akalan saja. Yang psikologi nggak boleh marah loh, karena ini memang bener. Seberapa valid sih hasil dari psikotest ? Tak ada parameter yang jelas. Sedangkan dari dulu hasil psikotest tak ada yang berani mengumumumkan. Pokoknya jika di lihat secara psikologi tuh nggak layak untuk masuk team, anda tidak lolos seleksi. Puih… lha wong jadi wakil rakyat saja tak perlu test psikologi juga ada yang milih loh? Apalagi yang itu - itu, yang daijak kontrak politik saja tak mau. Weleh.. weleh… weleh… Masak kita yang lulusan universitas harus pontang - panting tak karoan. Jadi intinya kalau dilihat - lihat psikotest itu hanya sebagai proses seleksi yang nggak nemen - nemen. Jadinya seperti nolak secara halus. Ada tambahan nich, buat yang sudah lulus.. apaan itu :j Kudu beli buku kumpulan soal - soal psikotest.. biar test psikologinya lancar… belajar lagi… Berbahagialah yang jurusan psikologi, tak perlu belajar lagi :D



Ada lagi yang aneh di negara ini… kalau pingin cepat kerja lebih - lebih di PEMDA, karyawan bank, atau kantor pemerintahan… Tak usah ye kuliah sampai tinggi - tinggi. Tak usah juga mengeluarkan biaya ekstra untuk memberikan sejumlah dana pelicin, tetapi jadilah atlet. Ambil contoh pemain sepak bola. Walah.. walah.. walah… masak pemain sepak bola jadi pegawai pemda ? Pemain bola volly jadi pegawai Bank ? Ck… ck.. ck… Lebih baik belajar main bola saja ya? Siapa tahu juara Ligina. Kan bisa jadi pegawai pemda, pegawai PDAM ha… ha.. ha.. :))



(Bukannya saya protes atau syirik(=baca iri) tetapi hasil guyon - guyon sama teman - teman senasib, dari yang barusan test dan di tolak sampai yang belum melamar kerja apapun)

0 comments:

Post a Comment