Buku Ar-Rasul Muhammad SAW

on Thursday, March 31, 2005

Sudah lama memang saya tidak membaca buku. Membaca buku dalam artian membaca sampai selesai dan memahami isi buku yang telah di baca tadi. Kadang membaca buku cuma setengah buku habis itu tidak diteruskan. Bukannya malas sih, tetapi kalau sudah beraktivitas di depan komputer rasanya tidak ingin untuk beranjak dari tempat duduk dan melakukan aktivitas lainnya.



Alhamdulillah akhirnya setelah bersusah payah Buku karangan Said Hawwa yang berjudul Ar-Rasul Muhammad SAW bisa terbaca juga. Saat itu saya memang pingin pulang ke kampung halaman. Nah kebetulan di rumah tak ada komputer, akhirnya sebelum pulang singgah dulu di kontrakannya Mas Edy untuk cari - cari buku yang barangkali pantas untuk dibaca.



Akhirnya nemu juga buku Ar-Rasul karangan Said Hawwa itu. Dulu waktu saya masih SMU pernah membaca buku tersebut walau hanya sepintas. Bahkan fenomena - fenomena dalam al-Quran yang sesuai dengan ilmu pengetahuan sekarang ini sempat saya ketik dengan mesin ketik manual untuk saya tempelkan pada dinding mading SMU. Cuman waktu itu membaca saja belum khatam , buku tersebut sudah diambil sama empunya.



Syukurlah kalau akhirnya sekarang bisa menyelesaikan buku tersebut. Memang seperti cerita, karena buku tersebut didukung dengan hadits - hadits nabi yang kuat dan banyak. Rasanya saya mau marah juga tatkala Nabi di zalimi sama orang - orang Quraisy dan sekutu - sekutunya. Kadang pingin nangis menbaca penderitaan yang seolah tiada akhir untuk menegakkan dien ini



Yang paling mengesankan bagi saya adalah yang ceritanya kurang lebih tatkala pada suatu malam Abu Bakar keluar rumah karena kelaparan, kalau - kalau ada berjumpa sesuatu yang bisa dimakan, karena seharian belum makan. Mendadak ketemu Umar yang juga keluar rumah, eh ternyata umar-pun juga seharian belum makan. Akhirnya keduanya berjalan dan bertemu dengan Nabi. Nabipun menanyakan perihal urusan kedua sahabat tersebut kenapa sampai larut malam masih di luar juga. Setelah kedua sahabat tadi menyampaikan perihal keluarnya mereka, Nabi-pun juga menyatakan hal serupa, bahkan Nabi sendiri perutnya di ganjal dengan batu karena lebih sehari perutnya belum berisi.



Ya.. Allah, begitu beratnya penderitaan pemimpin - pemimpin pada zaman dahulu. Yach kalau saya berfikir sekarang ini, ibaratnya Pak Agung Laksono yang ketua DPR keluar rumah karena kelaparan dan bertemu Pak Hidayat Nurwahid yang ketua MPR keluar rumah gara - gara kelaparan. Eh mendadak mereka ketemu dengan Pak SBY yang perutnya diganjal batu? Mungkinkah hal tersebut? Yang bisa menjawab hanya pemimpin – pemimpin kita tadi.
Bahkan pernah pula seorang sahabat complain sama Rasulullah, kenapa tidak seperti Kisra yang mempunyai tahta yang megah, sedang Rasulullah hanya memiliki bantal untuk menjamu tamunya, padahal Rasul sendiri adalah pemimpin kaum Arab. Tetapi rasul hanya menyatakan bahwa mereka hanya mendapatkan kesenangan di dunia sedangkan kita mengharapkan balasan akhirat.



Ini hanya contoh sedikit saja dari kehidupan Rasulullah. Masih banyak pelajaran dalam buku tersebut yang bisa kita petik hikmahnya. Saran saya adalah suatu kewajiban bagi kita yang muslim ini untuk membaca dan memamhami sejarah Rasul, karena Said Hawwa sendiri dalam buku tersebut juga menjelaskan beberapa hal yang kadang sering kurang kita mengerti.

3 comments:

yumni said...

…taatkan ALLAH, istiqomah di atas landasan agamaNya dan takutkan ALLAH merupakan punca yang memberikan kehidupan yang baik dan tenang kepada manusia di dunia serta akan menghasilkan ganjaran yang baik di akhirat…
Firman ALLAH yg bermaksud
“Brgsiapa yg melakukan amal soleh dr kalangan lelaki dan perempuan sedangkan dia seorang mukmin maka Kami akan memberikan kepadanya kehidupan yang baik dan Kami akan memberikan pembalasan yang baik terhadap amal soleh yang telah mereka kerjakan.”
ANNAHLU 16:97

martos said...

kalau e booknya ada g' gan?

Agus Waluyo said...

#martos, kan kasihan yang nulis buku dong... Karena nerjemahin juga butuh waktu yang lama, dan penerjemahnya bukankah juga butuh makan hehehehe :D

Post a Comment