Nonton Ayat-ayat Cinta at The Movie

on Thursday, February 28, 2008


Lama saya tidak mampir ke Gang Makam D/20 Surabaya, sekedar pengen tau kabar-kabar rekan-rekan di kost-kostan yang berada di ujung blok D. Ternyata yang menempati kamar-kamar kost sudah mulai berubah. Tapi masih banyak juga teman lama yang masih ada di situ. Dulu aku sering banget berada di kamar paling ujung dekat dengan jalan, yaitu kamarnya Cak Paidos sama Mas Aat. Cak Paidos sendiri sekarang jadi pengusaha komputer yang sukses di daerah, sedang Mas Aat sudah lama tidak mendengar kabarnya. Kamar tersebut sekarang ditempati sama Cak Wigu yang tengah asyik ngotak - ngatik komputer Acer terbarunya.

Katanya se baru dua hari di beli, jadi masih seneng-senengnya otak-atik. Akhirnya akupun ikut nimbrung untuk nyoba-nyoba laptop yang masih bau pabrik tersebut. Lihat-lihat sebentar ada folder film di sana, yang mana setelah tak browse, surprise di dalamnya ada Film Ayat-Ayat Cinta. Pertamanya aku pikir hanya trailernya saja ternyata setelah tak amati versi full. Loh dari mana kok temanku bisa dapat filenya, padahal pemutarannya saja baru tanggal 28 Februari (kalau dihitung dari aku dapat filmnya berarti kurang 5 hari lagi). Aku sendiri juga sudah pengen banget lihat filmnya.Akhirnya setelah tak copy, aku kembali ke rumahe Mas Edy dan tak lihat di laptop barunya Mas Edy. Hmm.. setelah melihat filmnya, saya baru bisa komentar memang benar kalau membuat film itu berbeda dengan membuat novel. Tidak semua tokoh yang ada di novel harus di masukkan, misalkan saja ayah Maria dan adiknya juga di tiadakan. Bahkan ada beberapa hal yang saya tunggu-tunggu ternyata tidak ada, dan ada juga beberapa hal yang tidak terfikirkan ternyata malah ada. Misalkan saja sang tokoh yang sempat menjalani kehidupan dengan dua istrinya dan konflik yang terdapat di dalamnya ada di film tersebut sedangkan di novel kan tidak ada. Bahkan saya sempat berfikir kalau ini adalah film ilegal maksudnya ada beberapa hal yang tidak sama dengan novelnya. Tetapi aku berfikir memang lebih logis film tersebut daripada novelnya. Contohnya saja, maria yang sakit sampai hampir meninggal gara-gara ditinggal menikah sama Fahri, namun nampaknya lebih logis kalau maria sakit gara-gara di tabrak mobil oleh suruhan Tuan Bahadur. Juga setelah persaksian di pengadilan kemudian mendadak sakit itu menurutku juga lebih logis di filmnya yang sempat menjalani kehidupan pernikahan, kemudian sakitnya kambuh.

Sayapun juga menunggu-nunggu penggambaran Maria yang berada di pintu syurga seperti di novelnya, yang ternyata tidak terdapat di film. Yach memang bisa dimaklumilah, karena kalau penggambaran syurga difilmkan tentu akan menimbulkan hal-hal yang malah tidak diinginkan. Tetapi film tersebut memang bagus, dan saya sangat ingin menikmati film itu di bioskop, karena saya juga tidak tega sebenarnya melihat bajakannya. Lebih-lebih setelah membaca kisah di balik layar film tersebut. Benar, saya nggak tega untuk tidak melihat versi bioskopnya. Tapi kapan ya diputar di Malang? Kayaknya adik sepupuku yang masih SMA-pun juga berminat untuk melihatnya.

Tapi komentar Mas Edy di blognya itu saya pikir ada benarnya juga. Jadi walaupun saya melihat bajakannya tapi dikasih alternatif untuk donasi ke pembuatan film tersebut. Jadi yang saya lihat bukan donasi karena CD bajakannya tetapi karena film itu adalah hasil dari jerih payah yang tidak mengeluarkan biaya dan tenaga sedikit. Paling tidak seharga tiket bioskup saya rasa juga tidak ada salahnya. Kalaupun tidak ada ya kita harus melihat ke bioskup, supaya film itu sukses. Karena kalau film tersebut sukses, maka bisa dipastikan akan bermunculan film-film sejenis. Kalau sampai jeblok maka industri perfilman di Indonesia pasti akan kembali ke bentuk horor dan pornografi. Makanya ayo nonton versi bioskupnya?

1 comments:

hayati said...

Saya ingin mencoy film ayat-ayat cinta, bagaimana caranya ?

Post a Comment