Kursus Otomotif Khusus Akhwat

on Saturday, February 2, 2002

Akhwat memang salah satu makhluk di dunia yang tidak aku mengerti. Baik itu perasaannya maupuntabiatnya. terkadang sesuatu hal yang menurutku baik eh malah menurut dia tidak baik dan sebaliknya. Tetapi pernah juga lho menurutku baik tetapi menurut akhwat itu baik juga. Nah kali ini aku tidak ingin membahas apa itu baik menurutku dan sebaliknya, namun aku ingat sebuah acara yang diadakan oleh bagian akhwat sebuah lembaga dakwah kampus.



Mungkin kalau akhwat ngadakan kegiatan kursus masak, menjahit, dan sebagainya adalah sudah biasa. Mereka barangkali ingin tampil lain nah coba tebak apa yang dilakukanoleh makhluk yang tidak aku mengerti ini. Sebenarnya sebelumnya aku tidak begitu mengetahui dan kayaknya aku tidak mau tahu, tetapi sehabis sholat ashar di masjid kampus disitu ada tulisan dengan spidol bordmarker besar “SYURO BOM Lantai II Timur sebelah Utara”. Akupun menjadi curiga, jangan - jangan ini ada hubungannya dengan BOM - BOM yang sering mengguncang negara ini. Nah aku mencoba melihat syuro, lho ternyata isinya para akhwat, akhirnya tanpa ragu - ragu lagi aku balik kucing, kembali ketempat semula. Lantas aku tanyakan temen lain, ooo ternyata BOM itu bengkel otomotif muslimah.



Menurut beberapa sumber yang bisa dipercaya kebanyakan ahwat kan tidak bisa mengendarai motor ... eh.. maksudnya memperbaiki motor. Kayak saluran bensin yang ditutup, kebanyakan mereka tidak mengetahui sehingga dipikir motornya rusak, terus dibawa kebengkel. Nah kalo seperti ini yang malu siapa hayoo? Lantas motor distater - stater kok tidak jalan juga, eh ternyata tombol untuk menghidupkan mesinnya belum dipencet. Nah lho..
Akhirnya berjalan juga BOM itu, pesertanya menurut beberapa sumber membludak, nah aku membandingkan dengan acara yang saat itu di adakan teman - teman Pecinta anak yang mengadakan bengkel juga, yaitu Bengkel Pecinta Anak pesertanya waduh sedikit banget karena kebetulan aku adalah salah satu peserta bengkel pecinta anak (untuk persiapanlah..., mau ikutan BOM juga tidak boleh kan?). Ternyata ibu - ibu itu lebih tertarik untuk mengikuti BOM yang aku rasa tidak begitu banyak memberikan manfaat. Adalah tidak mungkin para ibu - ibu itu menambal bannya sendiri jika bocor. (huwallohualam)



Nah ceritanya baru lain tatkala pada suatu pagi aku meminjam motor temanku dan aduh mesinnya mati sek. Lantas aku dorong. Nah sampai dibundaran kampus aku ketemu temanku yang akhwat pula sedang medorong motornya yang kelihatan kempes. Aku memang sengaja tidak membawa ke-bengkel krn kelihatannya cuman kerusakan sederhana, aku yakin temanku yang punya motor bisa memperbaiki.



Siangnya saat ketemu dikampus aku sapa akhwat tadi ,
“Eh, tadi motornya rusak ya ukhti?”
“Iya.“katanya
“Lho katanya para akhwat mengadakan BOM tentunya antum kan pinter, kok tidak diperbaiki sendiri.”
“Kamu itu tahu temannya sengsara dibiarkan saja” ungkapnya dengan kesal.
“Motorku juga rusak, padahal aku mau minta tolong antum lho untuk mbetulin.”
“Yah antum sendiri tidak bisa begitu lho. Gitu kok ngejek.?.
“Aduh kena nih aku.” gumanku dalam hati.
“Aku kan belum ikut BOM, makanya tidak bisa.? jawabku sekenanya.

Kalau Guru Terlambat

on Friday, February 1, 2002

Mungkin ada benarnya kata orang - orang dahulu kalau masa - masa SMU adalah masa - masa yang tida pernah terlupa. Jika ingat dosen yang berkata “Mahasiswa yang terlambat lebih dari 15 menit tidak diperkenankan memasuki ruangan.” ingatanku pasti kembali ke massa SMU dan ketawa sendiri.



Pernah suatu ketika guruku Bahasa Inggris SMU mengatakan hal serupa. Maka tak ayal lagi anak - anak SMU yang masih bau kencur itu ketakutan luar biasa. Gimana tidak takut kalau tidak mengitu pelajaran pasti di luar ruangan, belum lagi kalau ketangkap guru bp (tidak semuanya) yang bisanya hanya marah - marah tanpa menggunakan pendekatan personal, pasti dech bisa - bisa kita malah mendapat tugas baru menyiram bunga atau kalau apes pasti disuruh membersihkan kamar mandi siswa yang baunya lumayan. Lumayan kecut.
Pendek kata begitulah, setiap jam pelajaran bahasa Inggris pasti anak - anak tidak ada yang datang terlambat, meskipun ada paling jarang kira - kira cuman satu bulan satu oranglah. Nah hari itu sepuluh menit pertama sejak bell tanda masuk dibunyikan ternyata guru Bahasa Inggris tadi tidak muncul - muncul juga. Akhirnya anak - anak merencanakan sesuatu....



Lima belas menit, gurunyapun tidak muncul juga. akhirnya ruangan kelaspun ditutup anak - anak dari dalam. Kelambu -kelambupun ditutup membuat ruangan yang semula terang menjadi gelap gulita. Nach baru beberapa saat kemudian guru Bahasa inggrispun datang. Anak - anakpun mengintip dari balik jendela dengan menyingkap sedikit kelambu. Sesaat setelah beliau mencoba membuka pintu beliau menyengirkan alismatanya. Anak - anak yang nakal diruangan itupun cuman ketawa. Di coba lagi untuk membuka, tetap tidak bisa, setelah benar - benar tidak bisa dibuka, bapak guru bahasa Inggrispun mutung (marah) lantas kembali ke ruang guru.



Anak - anakpun bersorak - sorai kegirangan. “Nah rasainlu memang e-nak disuruh menunggu di luar”, mungkin begitu pikiran anak - anak yang ada diruangan tersebut. Eh tetapi lima menit, sepuluh menit, sang guru Bahasa Inggrispun tidka kembali - kembali juga. Waduh kalau begini ganti anak - anak yang dibuat bingung. Nanti jangan - jangan marah terus lapor BP, bisa disetrap (dihukum) sampai teler nich. Nanti jangan - jangan keluar nilai 5 semua. Wah pokoknya jadi kebingungan sendiri - sendiri, serba salah.



Akhirnya, ya sudah ketua kelaspun dikorbankan. Rasain kenapa kamu jadi ketua kelas segala, makanya harus bertanggung jawab. Maka dengan agak takut - takut sang ketua kelaspun harus meminta maaf kepada Bapak guru bahasa Inggris tersebut. Eh lantas minggu selanjutnya tetap saja, guru bahasa inggris itupun tidak datang mengajar. Aduh ternyata urusannya jadi berlarut - larut. Makanya.....

Pak - Pak Gitu Saja Mbulet..!

Alhamdulillah, hari ini aku senang sekali, sebuah kegiatan entertainment yang begitu menguras tenaga dan fikiran telah terselesaikan. Meski pengunjung yang datang separoh dari target, tetapi tidak terjadi sesuatu yang tidak dinginkan. Tersebutlah seorang satpam penjaga gedung yang barusan dipakai tergopoh - gopoh menemuiku.
“Wah selamat ya mas, acaranya sukses?” katanya.
“Terimakasih pak!” kataku
“Sudahlah kalau yang njaga Pak Kumis pokoknya aman - aman saja. Bayangkan saja mas dari pengunjung yang ribuan tadi tak seorangpun kehilangan barang berharganya.” kata Pak Satpam yang barusan ku ketahui namanya itu sambil mengelus - elus dadanya menandakan kalau penjagaannya sukses.
“Iya pak, saya dan seluruh panitia ngucapin terima kasih banyak, besuk - besuk jangan pernah kapok ya pak kalau saya mintain bantuan lagi.” Kataku penuh hormat padanya.
“Iya pokoknya jangan khawatir Pak Kumis siap membantu mas jika mas perlukan.”
“Iya Pak, sekali lagi terima kasih.” ujarku.
“Tapi anu mas, saya mbok dikasih rokok, masak dari tadi pagi tidak dikasih rokok sih mas, kan kecut. Pahit rasanya mulut ini.” kata Pak Kumis.
“Wah rokoknya apa sih Pak?” tanyaku balik, Memang acara ketepatan bulan Ramadhan, sehingga praktis tidak ada sedikitpun makanan.
“Ya rokok mas.” timpalnya.
“Mereknya apa Pak, nanti kan kalau tahu mereknya kan enak.” kataku
“Wah kok rokok itu Mas, ya persenan lah?”
“Ooo persenan, jangan kawatir pak, besuk saja saya kasih spesial untuk bapak, sekarang saya benar - benar tidak mempunyai uang, habis pak, dipakai teman - teman? Kataku meyakinkan, karena sore itu aku tidak memegang dana satu senpun. Habis semua untuk nalangi kegiatan. Sementara yang megang dana sudah pulang.
“Wah pasti lupa. Masnya besuk pasti tidak kembali kesini. Pasti berbohong.”
“Tidak pak, urusanku sama keuangan gedung ini belum selesai, jadi jangan khawatir.”
“Wah masnya pasti lupa.” Pak Kumispun kelihatan kecewa.
“Tidak Pak, tapi saya permisi dulu, besuk mbalik lagi kok?” Kataku sambil pamitan sama Pak Kumis yang kelihatan menyimpan sejuta kekesalan.



Sehari setelah acara itu ada laporan dari salah satu panitia kalau ada karpet pinjaman yang ketinggalan di gedung tempat kami mengadakan acara tersebut. Akhirnya guna menyelesaikan kekurangan dana pinjaman gedung, dana untuk pak Kumis serta mengurus karpet yang tertinggal tadi, aku berangkat dengan seorang temanku ke gedung tempat kami mengadakan acara kemarin.



Sesampainya di depan gedung, kami berpapasan dengan Pak Kumis, sebenarnya maunya aku ngasih uang yang aku janjikan kemarin, tetapi temanku terburu - buru bertanya kepadanya.
“Pak Kemarin apa ada karpet tertinggal di sini?”
“Karpet, tidak ada Mas. Semuanya sudah bersih, tidak yang ketinggalan segala.”
“Masak pak, karpet diruangan ganti itu lho Pak? tanya temanku.
“Tidak ada, gedung ini kemarin ditinggalkan dalam keadaan bersih.” kata Pak Kumis.
“Ooo .. .” Kata temanku.
Akhirnya aku mengajak temanku tadi masuk ke bagian administrasi untuk mengurus kekurangan
Uang pinjaman gedung. Setelah urusan dengan keuangan gedung terselesaikan, akhirnya aku dan temanku tadi menemui Pak Kumis untuk menyelesaikan masalah kemarin. Pak Kumis duduk di ruangan satpam sambil mengamati keadaan sekeliling.
“Pak Siang, pak?” Sapaku.
“Iya selamat siang.“kata Pak Kumis.
“Ini pak untuk membeli rokok.” kataku pada Pak Kumis sambil memberikan sejumlah uang yang ku bungkus dengan amplop.
“Oh iya, terima kasih banyak.” kata Pak Kumis.
“Eh anu Pak, apa ada karpet tertinggal?”
“Ooo karpet warna merah tho?”
“Iya pak!” kataku.
“Wah kalau warna merah ada, mari aku ambilkan. Kamu tidak ngomong kalau warnanya merah sih. Aku kira karpet warna hijau. Kalau karpet warna hijau tidak ada, kalau warna merah ada.” kilah Pak Kumis.
“Pak - pak gitu saja mbulet.” kataku



Yach mungkin karena gaji Pak Satpam itu memang tidak seberapa sehingga kitapun sesekali mesti memperhatikannya.

Daurah Sepak Bola

Setiap kajian jurusan rata - rata mengadakan pembekalan islam dengan training - training keislaman. Begitu juga dengan jurusannya si Ilmi, dengan semangat 45 dia ikuti pelatihan dasar keislaman yang diadakan kajian jurusannya di sebuah masjid komplek perumahan daerah Manyar. Lokasinya memang bagus selain masjidnya lumayan wah juga ada kelas - kelas kecilnya sehingga pelatihannya bisa intensif, tetapi sayang kamar mandinya cuma satu.



Akhirnya pagi hari setelah sholat subuh, kultum, dan tadarus qur’an anak - anak disuruh mandi. Untuk mensiasati pergantian yang mandi dan yang tidak maka mandinyapun diatur. Sebagian mandi sebagian olahraga. Tetapi apa boleh buat, karena mandinya satu - satu maka yang lain mesti nunggu terlalu lama. Demikian juga yang sudah mandi harus ngapain, akhirnya dari pada bingung - bingung yang sudah mandipun ikut sepak bola, dan terjadilah lingkaran setan. Wah kalau begini ceritanya kapan selesainya ?

Ayo, Push Up Sampai Goblog!

Cerita ini aku alami ketika saat SMU dulu. Seperti biasa setiap kali ada penerimaan siswa baru, teman - teman OSIS mengadakan kegiatan PraPenataran atau sebelum Penatara P4 adhik - adhik mesti melakukan suatu kegiatan tertentu supaya diterima oleh masyarakat SMU. Lamanya biasanya 3 hari, jum’at , sabtu dan minggu. Hari jum’at tradisinya membawa bawang putih dikalungkan (saat itu harga bawang putih memang melangit), hari sabtu membawa makanan kecil seharga tertentu dan dikalungkan, harin ahadnya membawa kalung berisi buah -buahan segar. Nah biasanya kalung - kalung tadi di kumpulkan ke panitia, terus panitia menyantap makanan setengah halal itu. Seperti itulah tradisinya. Itu belum seberapa, mereka masih harus ngerjain paper, memakai kaos kaki panjang sebelah, sepatu dari kulit pisang, atau pakai celontengan arang, dan sebagainya.



Masuknyapun kalau biasanya 06:45 diubah menjadi 05:30, sehingga praktis yang terlambat banyak sekali. Dan memang itulah yang paling dicari panitia. Ada saja kesalahan yang dibuat oleh cawa - cawi (calon siswa dan calon siswi). Meski mereka sudah diterima disekolah paling favorit di kecamatanku ini, tetapi dari OSIS SMU menyebutnya sebagai cawa - cawi, sehingga ada di isukan yang banyak kesalahan tidak akan lulus, nah pada akhirnya mereka tidak bisa diterima disekolah terfavorit ini.



Yang bertugas membereskan mereka yang bersalah adalah Kopasus. Sialnya aku yang waktu itu pendiam mendapat tugas sebagai Kopasus, apa tidak kurang ajar nich. Katanya biar aku banyak bicara. Nah pagi itu aku ada kefikiran untuk menghukum adhik - ahik yang terlambat tadi, yach push - up. Itulah hukuman paling berat jika dilakukan tiga puluh kali. Tetapi tujuanku menghukum adalah untuk hiburan saja.



Jam ditanganku menunjukkan pukul 05:45 dua orang bersepeda dengan tergesa - gesa masuk ke lapangan pembataian masal.
“Ayo ini masih ada yang telat juga, padahal kemarin sudah diperingatkan. Gimana kalian bisa masuk SMU ini kalau telatan gini. Ayo ikut mas yang berbaju putih itu? Cepat Goblok!” Bentak temanku pada dua adhik yang terlambat tadi. Kedua anak yang baru lulus SMP itupun dengan ketakutan mengikutiku. Wajahnya menyiratkan ketakutan luar biasa. Sorot matanya menunduk kebawah seperti harimau yang baru saja kalah berperang.
“Sudah kita berhenti di sini, mulai dari kiri, kenapa kamu terlambat?” tanyaku
“Anu mas, saya mbangkong (=terlambat bangun)?”
“Alasan, memang tidak dibangunkan sama bapak dan ibu kamu?”
“Bapak dan ibuku juga mbangkong.“kata anak itu.
“Ah alasan klasik. Coba kamu kenapa terlambat ?”
“Anu mas ban saya kempes, sehingga harus jalan kaki ?” kanyanya
“Ooo begitu, alasannya semua alasan klasik, tidak masuk akal, apa kamu kira aku ini juga tidak bangun pagi. Sama rumah saya juga jauh, saya juga naik sepeda, tetapi saya tidak terlambat bangun, sepeda saya juga tidak bocor. Nah kamu berdua kamu tahu kalau kamu itu salah? Ha!!”
“Iya mas. Kami tahu.” Jawab mereka serempak.
“Baik sekarang kamu siap dihukum?” tanyaku
“Iya mas.”
“Oke, baik sekarang jongkok, kaki dilempar kebelakang, cepat push-up. Push Up sampai Goblok, ayo cepat!!
Mereka berduapun akhirnya push -up.
“Cukup, cukup, cukuuuuup!, Oke, kamu berdua, ada pertanyaan nich dua tambah tiga berapa?”
“Lima mas.”
“Berapa aku kurang dengar?”
“Lima mas!”
“Masih pinter, ayo push up lagi sampai Goblok Cepaat.”



Setelah itu kira - kira satu bulan kemudian salah satu dari dua orang yang tak hukum tadi adalah tetanggaku, cuman dia sekolahnya sejak SD bukan didaerahku, sehingga aku tidak mengenalnya. Wah aku jadi malu nich..