Pemberitaan Yang Terlalu Dibesar - Besarkan

on Monday, July 12, 2004

Seperti biasa pagi - pagi menu utamanya adalah JawaPos.com, Hidayatullah.com, e-mail, Guetsbook, kadang mengklak - klik eramuslim.com atau nyasar ke detik.com. Hari ini (09/07/2004) tak ada berita yang istimewa selain sebuah healine eramuslim “AFI & His Gank: Ancaman Kultural dan Moral Bagi Remaja” Dibumbui dengan kalimat pembuka yang cukup menyeramkan “Seorang remaja ABG nyaris mati bunuh diri, hanya lantaran tidak bisa melihat idolanya di arena gemerlap AFI. Sulit disangkal, bla.. bla.. bla…



Kalo versi saya, kalimat - kalimat pembukanya terlalu di dramatisir. Okelah Kalau AFI dikategorikan ketal dengan budaya barat, tapi dengan kalimat pembuka “Seorang remaja ABG nyaris mati bunuh diri, hanya lantaran tidak bisa melihat idolanya di arena gemerlap AFI”, pembaca digiring seolah - olah anak tersebut akan bunuh diri tatkala tidak bisa menonton AFI. Nah ini yang perlu dicermati. Kadang sudut pandang mengambil berita memang berbeda. Untuk mendukung judul “AFI & His Gank: Ancaman Kultural dan Moral Bagi Remaja” alasannya boleh dikatakan tepat lah. Tapi ada sudut pandang pemberitaan lain yang lebih dapat diterima.



Anak tersebut nyaris bunuh diri bukannya karena tidak bisa melihat idolanya tampil di arena AFI, tetapi lebih pada kejengkelan pada saudaranya karena berebut remote-control. Karena kekecewaan dan kejengkelan yang cukup mendalam itulah dia putus asa. Kebetulan acara yang ingin di lihat si adik adalah AFI. Coba kalau yang ingin dilihat si adik adalah Scooby Doo, Tayangan Tangkap, Keluarga Cemara, The Killer Insting, ataupun Bajaj Bajuri akankah ada muncul berita dengan kalimat pembuka “Seorang remaja ABG nyaris mati bunuh diri, hanya lantaran tidak bisa melihat Bajaj Bajuri(Scooby Doo, Tayangan Tangkap, Keluarga Cemara, The Killer Insting)”, dan acara tersebut bisa - bisa di tulis sebagai dampak negatif Bajaj Bajuri (Scooby Doo, Tayangan Tangkap, Keluarga Cemara, The Killer Insting, ataupun Bajaj Bajuri) .. :) Tak mungkin bukan.



Barangkali saya lebih sependapat dengan pemberitaan tersebut jika ABG-nya nyaris bunuh diri karena tidak mendapatkan tiket masuk tempat pertunjukan. Tidak masuk akal jika dia bunuh diri karena tidak bisa melihat tayangan AFI di televisi, karena dia bisa main ke tetangga, family atau teman dekatnya. Kenapa hal itu tidak dilakukan? Karena alasannya ingin mengakiri hidupnya memang bukan akibat tidak bisa menonton AFI tetapi karena rasa jengkel akibat berebut remote control.



Kalau rasa amarah sudah masuk kedalam jiwa, nalar jadi tertutup dan apapun bisa terjadi. Pernah kejadian pula gara - gara tanaman ketelanya diinjak, seseorang tega menghabisi tetangganya. Hal ini bukan masalah ketela yang diinjak, tetapi karena rasa jengkel dan amarah yang memuncak. Ada baiknya juga jualan berita itu tidak hanya memojokkan suatu hal yang sudah terpojok, tetapi juga mengambil pertimbangan yang memadahi… :)



Huwallohualam.



3:27 PM 7/12/04

3 comments:

Edy S said...

waduh ente kok jadi pinter juga yo. nggak rugi kalau hosting sendiri. Tulisannya bagus kok :)

dedy said...

AFI .... hmmmmm (Acaranya NgeBT-in)B):)

budi said...

:((:o)

Post a Comment