Naiknya Harga BBM

on Tuesday, March 8, 2005

Berbagai Media di Indonesia dua minggu terakhir menyoroti dua isu penting, bahkan di blow up besar - besaran. Isu pertama adalah kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM). Mengenai naiknya BBM ini tak tanggung - tanggung, bahkan Presiden Yudhoyono yang nota bene dipilih rakyat Indonesia karena popularitasnya berkali - kali menegaskan bahwa dirinya rela untuk tidak populer lagi karena menaikkan BBM. Seperti kita ketahui bersama bahwa yang paling kelihatan adalah kenaikan bahan bakar mobil yang mencapai 33,33 % atau dari Rp. 1800,- menjadi Rp. 2400,- per liter. Nah karena menurut kabinet kita, subsidi BBM itu lebih banyak dinikmati oleh orang kaya dan bukannya oleh orang miskin, sehingga subsidi BBM itu dirasa kurang mengena. Untuk itulah subsidi BBM tersebut akan dialokasikan untuk kalangan miskin.



Jika difikirkan sepintas maka mulia sekali tujuan bapak - bapak kita ini. Nah memang ada beberapa rencana untuk mengalihkan pengalokasian subsidi BBM tersebut. Yang sempat saya ingat adalah untuk pengobatan masyarakat kurang mampu, terus untuk subsidi beras atau pembagian beras secara gratis kepada masyarakat, untuk pembangunan gedung seokalah, infrastruktur desa tertinggal, beasiswa kepada masyarakat, dan yang lainnya.



Tetapi kenapa justru sekarang mulai marak penentangan disana sini, demo disana sini, dan nota bene yang demo adalah para golongan orang yang kurang mampu? Seharusnya bapak - bapak pemerintah ini perlu berkaca. Saya sebagai golongan orang - orang menengah kebawah merasa prihatin dengan kebijakan bapak - bapak di pemerintahan. Yang pertama nich, pengobatan gratis, saya langsung tersenyum mendengar hal ini. Benar - benar kebijakan lucu. Whyy?? Ini pengalaman saya, yang pernah mempunyai kartu ASKES (=Asuransi Kesehatan) yang seharusnya berobat gratis berkali - kali mengalami tindakan yang tidak mengenakkan. Pernah salah satu keluarga saya di panggil “ASKES!!” oleh pembantu mantri di puskesmas kecamatan tatkala sudah sampai urutannya untuk berobat, atau kalau tidak begitu panggilan2 yang tidak mengenakkan seperti nada ejekan pernah saya alami juga. Akhirnya ketimbang menggunakan ASKES yang menyakitkan hati saya lebih memilih membayar obat yang harganya cuman Rp 500 perak disaat itu. Padahal ASKES masih ada dana iurannya. Nah yang pengobatan gratis seperti itu bagaimana nasibnya? Saya nggak tau.



Yang kedua adalah pembagian beras gratis, kebanyakan beras yang dibagikan adalah beras - beras dengan kualitas buruk. Kalau didesa saya biasanya untuk campuran saja. Seberapa efektifkan pembagian beras gratis itu. Hal tersebut benar - benar pemborosan yang luar biasa. Seseorang yang sekarang diberi beras gratis besuk akan kelaparan lagi. Akankah beras gratis tersebut akan diberikan terus, padahal hal itu tidak menyelesaikan masalah. Perut manusia akan lapar lagi.



Yang ketiga dan yang paling penting adalah kepercayaan masyarakat. Sekarang ini masyarakat sudah tidak percaya lagi pada pemerintahan. Kalau subsidi tersebut benar - benar sampai ke tangan masyarakat itu benar - benar suatu keberhasilan tersendiri. Tetapi kita sendiri tahu bagaiaman wajah pemerintahan kita. Negeri terkorop nomor satu di Asiapun disandang. Nah tuhkan? Pantaskan saya sebagai rakyat percaya pada pemerintahan yang menyandang negeri terkorop?



Sebenarnya lebih baik jika pemerintah mau berfikir lagi dengan jernih. Ketimbang sibuk - sibuk mengalokasikan dana BBM untuk hal yang tidak jelas bahkan untuk memihak rakyat miskin, maka alangkah baiknya jika pihak pemerintahan lebih membuka lapangan - lapangan kerja baru, sehingga rakyat bisa membeli beras sendiri dan tidak tergantung terus pada subsidi - subsidi. Bisa berobat sendiri dan tidak tergantung dengan segala janji pengobatan gratis yang biasanya justru menyakitkan hati. Dan dengan membuka lapangan kerja baru maka pendapatan perkapita masyarakat Indonesia akan meningkat. Bukankah kita tahu bahwa orang - orang di Indonesia (sebagaimana saya tinggal di Jawa) adalah orang - orang yang ulet. Ibu - ibu tua jam 4 pagi sudah pada beraktifitas ke pasar walaupun hanya menjual daun, jajan pasar semacam pisang goreng, berangkat memecah batu, walaupun bayarnya tak seberapa. Saya merasakan sendiri bagimana sulitnya mendapatkan kerjaan di negeri yang katanya gemah ripah loh jinawi namun tidak bisa menghidupi dirinya sendiri ini.



Saya lebih sepakat dengan pendapat ketua MPR yang seharusnya meningkatkan pajak mobil - mobil mewah, karena mereka yang memiliki mobil - mobil mewah nota bene adalah orang - orang yang berduit. Padahal rakyat kecil adalah pengguna BBM yang paling banyak. Penumpang Bus, penumpang mikrolet, sepeda motor adalah rakyat kecil. Jumlahnya pasti lebih banyak ketimbang orang - orang kaya. Dan akhirnya beginilah dengan menaikkan BBM maka secara otomatis semua harga merangkak naik. Bagaimana tidak, transportasi adalah sumber segalanya. Jika transportasi meningkat maka semua barang akan meningkat. Padahal kemarin pihak pemerintah saya dengar berjanji bahwa dengnan naikknya BBM harga barang dijamin tidak naik. Sungguh suatu alasan yang tidak masuk akal. Ada benarnya juga kata bapak - bapak di salah satu harian di Surabaya yang mengatakan. Jika alasan menaikkan harga BBM adalah untuk membantu masyarakat miskin dan mengurangi subsidi bensin yang salah sasaran, kenapa tidak dinaikkan 100% saja? Huwallohualam.

3 comments:

Fauz El Firdaus said...

Kank Agus, di Indonesia itu harga BBM bensin paling murah loh.. di Brazil tuh harga skitar 7500 sape 9000 rupiah per-liter, di Inggris tuh harnya sampe 13000 per-liter, kecuali di Venezuela, disana diberlakukan subsidi yang mirip dengan di Indonesia..

kank_agus said...

Itulah bedanya. Di Indonesia cari duit susah, pedapatan kecil. Tahu sendiri bukan? :D

Irawan said...

Yg namanya minyak tu termasuk barang tambang dr bumi d wilayah indonesia. Rakyat jg punya hak merasakannya krn minyak jg milik rakyat ato pertamina. Subsidi jgn dbandingkan dgn harga dluar negri coz miss roepeah ng punya harga diri dibanding dgn mr dollar ato mas yeuro. Yg namanya harga tu dihitung dr biaya produksi + biaya operasional +margin laba dunks bukan dbandingkan dr harga luar negri. Payah deh yg ngitung pake sudut pandank perbedaan KURuS doank.

Post a Comment