Dan anak SMP memang tetap anak SMP

on Wednesday, June 28, 2006

Kemungkinan terbesar saya mesti kembali ke dunia SMP. Yaitu dunia anak - anak yang baru lulus SD. Dunia yang pernah saya geluti setahun kemarin walaupun tahun kemarin hanya dua bulan aktive. Memang bukan seperti SMA yang merupakan dunia pencarian jati diri tetapi dunia anak - anak yang akan sedikit beranjak dewasa. Tingkah laku anak - anak SMP kadang tidak jauh berbeda dengan anak - anak SD. Masih ingin di perhatikan, masih jahil, dan kadang masih suka main - main. Ya mirip - mirip anak SD lah tetapi agak dewasa sedikit.



Sebagai seorang calon pendidik maka saya perlu mengetahui apa yang diinginkan anak didiknya. Di awal saya mengajar, saya katakan bahwa seorang guru bukanlah segala - galanya. Seorang guru hanyalah partner belajar siswa di sekolah. Saya memposisikan diri sebagai partner karena arus informasi saat ini sangat cepat. Ada kalanya seroang murid walau tataran SMP lebih pandai dari pada yang ngajar dan saya rasa ini wajar.



Kebanyakan murid - murid saya agak kritis. Maklumlah Karena latar belakang mereka yang kebanyakan dari keluarga yang berpendidikan pula. Kalau sekali saja bertanya maka akan dikejar terus dan dijamin sampai gelagepan hehehe…



Tetapi tidak apa - apa karena saya juga sering menanamkan kepada siswa, “Senyampang seorang guru masih mengerti, maka ambil semua ilmu yang dimiliki, bertanyalah terus.”



Maklum saya masih baru. Saya yakin satu tahun kemudian pasti semuanya sudah hafal di luar kepala, karena yang dipelajari hanya satu bidang studi saja.



Saya pernah bertanya, “Sebenarnya kayak apa sih type pengajar yang kamu sukai?” Rata - rata mereka menjawab kita suka seorang guru yang dekat dengan murid, yang suka bermain dengan murid, dan kadang juga harus jahil juga dengan murid. Sayapun mencoba bertanya lebih selidik, jahil yang kayak apa. Dan mereka menjawab, jahil yang seperti suka menginjak kaki, menarik tangan atau terserah yang penting jahil. Waduh… ini mau jadi guru yang baik atau jadi guru yang jahil ya :D. Aneh juga yang didinginkan malah bukan seorang yang cerdik pandai.



Jadi intinya seorang guru sekarang itu harus lebih memasyarakat dengan muridnya. Paling tidak, mengetahui apa yang menjadi keinginan muridnya, lha wong posisinya sebagai partner. Tetapi bagi saya no problem, yang penting saya harus bisa menempatkan diri sebaik - baiknya. Kapan waktunya bermain dan kapan waktunya serius. Bagaimanapun juga seorang pendidik harus punya bargaining position yang baik.



Yang saya inginkan adalah situasi belajar yang kondusif. Apa yang saya jelaskan dimengerti syukur - syukur kalau siswanya bisa mengembangkan pengayaan sendiri, alhasil bisa menjadi partner diskusi di kelas yang cukup menarik. Situasi belajar yang menyenangkan, yaitu seorang guru harus sepenuhnya perhatian pada anak didiknya dan anak didik juga mesti menaruh hormat pada pendidiknya. Artinya seorang murid tidak boleh takut dengan gurunya, atau menjadi guru yang menyenangkan. Bukankah situasi seperti ini yang dicari?



Untuk mengatasi kejenuhan saat jam - jam siang, saya harus memecah kebuntuhan itu dengan ice-ice break, entah itu cerita positif kesemangatan untuk meraih kesuksesan ataupun pertanyaan - pertanyaan matematika yang menarik.



Namun untuk pertamanya saya benar - benar terkejut. Generasi SMP yang sekarang ini jauh berbeda dengan jaman saya dulu. Sudah guru fisikanya “kereng” (=kejam), anaknya takut - takut lagi. Kalau anak sekarang kemampuan mengeluarkan pendapatnya sangat - sangat bagus. Juga dalam hal membatah jika yang kita katakan salah. Bahkan lebih parah lagi, kadang sesama gurupun “diadu domba”, loh pak jawabanya kok tidak sama dengan Pak ini, atau Bu ini. Wah kalau ini namanya ngetest.



Tapi disinilah asyik mendidik. Saya fikir, kayaknya lebih menyenagkan punya anak didik yang kritis ketimbang yang diam adem ayem saja.



Sampai - sampai sayapun beranggapan, pasti analis murid saya ini sangat tajam. Alhasil waktu ujian pertama saya mencoba mengkobinasi sedikit soal, “cekethek” hanya 10 % yang bisa mengerjakan. Sayapun kaget, hmm barangkali latihan akan kombinasi soal mereka kurang, walaupun kemampuan analisis mereka tajam.



Sayapun baru mengerti bahwa anak SMP adalah masih tetap anak SMP.



NB. Seorang Calon Guru Honorer Mapel FISIKA SMPM 12 GKB Gresik. Dan saat ini sangat menikmati pekerjaan barunya sebagai calon tenaga honorer :D.
Buat Pak Hon Jaelani : Wah sekarang kita bertengga :)

7 comments:

niex said...

selamat menikmati pekerjaan baru pak guru! apapun aktivitas kita, sesulit apapun, selelah apapun kalau kita menikmatinya dan ikhlas menjalaninya, semua lelah tak terasa, dan semoga ada pahala penggantinya. amin

Muhandis said...

eh kang, jadi guru SMP ?. ck ck ck subhanallah kagum aku kang. met berjuang ya. moga berkah. amalnya turun temurun deh, Alhamdulillah :)

kank_agus said...

amin, terimakasih atas doa semuanya. Walah gik yang dikagumi itu apa to bak?

Hon J said...

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Afwan, baru sempat berkunjung, lagi agak sibuk.
Mudah-mudahan kali ini merupakan pilihan yang tepat untuk berjuang.
Wah..., tiga tahun lagi nanti jadi gurunya Dilla dong ! InsyaAllah sekolahnya ya ke SMPM 12 GKB, cuma satu pilihan itu thok.
Kapan nih main ke rumah ?

iman said...

pak guru..selamat berjuang ya Pak :D

Wawan said...

Di smp adalah skul yg pling mnyngkn disamping bnyk kwn q bsa ganggu cwex2 yg cantiks coz jaya truzzz... Smp N 26

Wawan darkness dragon force said...

Saya mw ngucapin salam ke tmen yg da di smp 26 plg.buat khusus kls 82 hendri=rifi,wanda,aji,arif.thank you for u and moga zmp 26 tnba mju dan bsa jd smp internasional.terbaik di indonesia.
GOOD LUCK SMP N 26 JAYA TRUZZZZZZZZ................
And for cayang vina
I LOVE YOU FOREVER..........

Post a Comment