Belajar dari Sapu Lidi

on Wednesday, March 14, 2012

Melihat sapu lidi di depan rumah saya jadi teringat guru PMP (=sekarang PPKn) tatkala di SD. Pada suatu ketika, anak-anak di kelas disuruh membawa masing-masing dua buah lidi dari rumah, tanpa diberi tahu untuk apa lidi tersebut. Kata beliau untuk bermain sulap. Namanya anak SD waktu mengetahui akan diajari main sulap, wah senengnya bukan main. Maka di pertemuan minggu selanjutnya anak-anak berbodong-bondong membawa lidi, bahkan yang tidak mendengarkan tugas ada juga yang membawa sapu lidi. Lumayan lah bisa bantu-bantu temen lain yang kelupaan membawa lidi.

Memasuki pelajaran PMP, anak-anak sudah penasaran karena akan diajari cara bermain sulap. Maka datanglah guru PMP dengan senyum kasnya. Kemudian beliau memberi tahu bahwa hari ini akan diajari satu jenis sulap menggunakan lidi. Beliau membawa taplak meja dan membolak balik isi taplak tersebut, bahwa tidak ada apa-apa di depan dan dibelakang taplak tersebut. Kemudian beliau menanyakan kepada siswa apakah hari ini semua membawa dua buah lidi. Maka dijawablah bahwa semua siwa membawa dua buah lidi. Kemudian beliau meminta keduabelah lidi tersebut diagkat dan ditunukkan. Setelah selesai beliau meminta seorang siswa yang memiliki lidi terpendek untuk dipinjam. Maka di bungkuslah lidi tersebut dengan taplak meja, dan beliau meminta sang anak untuk memotong-motong lidi yang berada didalam taplak sesuka hatinya. Setelah selsai, trada... sim salabim, ada kadabra, lidi-nya siswa tetap untuh seperti sedia kala.

Maka terbengonglah siswa sesisi ruangan. Wah ternyata guruku hebat, bisa bermain sulap, bisa menyambung lidi yang sudah patah. Tak mau kalah seorang siswa maju ke depan, Pak coba lidi saya pak, saya penasaran, maka dilakukanlah hal serupa, ketika teman saya asyik memotong-motong lidi, bungkusan lidi itu terbuka dan jatuhlah lidi milik teman saya, maka ketahuanlah trik pak guru, bahwa ternyata sebelum pelajaran beliau memasukkan lidi kedalam taplak meja, karena taplak meja beliau terdiri dari kain rangkap maka ada ruang kosong di dalam taplak meja tersebut. Sementara lidi-nya siswa tidak pernah di potong.

Maka tertawalah seisi kelas.

Tapi beliau melanjutkan, bahwa pelajaran hari itu bukanlah tentang bermain sulap, kemudian beliau memanggil seorang siswa maju kedepan. Dimintalah ia memotong-motong lidi tersebut, hingga tercerai berai. Dengan sedikit ragu dan bertanya-tanya dalam hati dipotonglah lidi itu menjadi bagiaan kecil-kecil, lantas temanku disuruh diminta duduk. Selanjutnya beliau memanggil teman yang lain untuk menggabungkan dua buah lidi kemudian dipotong-potongnya lagi tetapi sudah muali sulit. Tiga lidi lebih sulit lagi, dan terakhir seluruh lidi di kelas dikumpulkan kemudian diminta memotongnya bersama-sama. Maka dari siswa seluruh kelas tidak ada yang berhasil satupun.

Begitulah, pentingnya persatuan, persatuan bisa membuat konidisi yang tercerai berai menjadi kuat, persatuan bisa menumbuhkan kekuatan tiada tara, dan dengan persatuan kita tak akan terkalahkan.

Nampaknya pembelajaran sapu lidi perlu diangkat lagi, agar semua komponen yang ada di tempat kita bersatu dan saling menghargai, dan tidak tercerai berai.

Tetapi untuk menjalin persatuan dan kesatuan ada lagi komponen yang lain yaitu TVRI, slogan lamanya TVRI Menjalin Persatuan dan Kesatuan.. heheheh...

Sumber gambar : marlina-asahotak.blogspot.com

1 comments:

Unknown said...

Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.

Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

Post a Comment