MathMagic, Editor Persamaan “Paling Sangar” di Planet Ini.

on Tuesday, June 28, 2005

Menurut pembuatnya Math Magic merupakan “The ultimate Equation Editor on the planet!” Ck.. ck.. ck apa tidak sangar banget. Tentu software ini di khususkan untuk fisikawan, matematikawan, kimiawan, maupun orang yang menyukai rumus – rumus dan persamaan. Baik itu persamaan untuk di cetak ataupun persamaan untuk di tampilkan di Website. Dengan MathMagic, semua orang dapat membuat berbagai ekspresi matematika hanya dalam beberapa detik, dan mudah di integrasikan dengan software pengolah kata yang lain. Dapat dengan mudah membuat technical report, laporan riset, dissertasi, dan slide yang menggunakan persamaan matematika yang complek serta simbol – simbol menggunakan bantuan MathMagic ini.



Apa saja sih fitur yang disediakan dari MathMagic?

  1. WYSIWG Editor, atau yang nggak ngerti adalah singkatan dari What You See Is What You Get, artinya editornya mudah banget, karena untuk menata kerataan, ketebalan, ukuran, spasi, dan berbagai preferensi nilai semuanya tersedia dan hanya tinggal melihat dan mengklak – klik saja.
  2. Interface yang mudah.
  3. Mendukung berbagai ekspresi matematika.
  4. Menggunakan kualitas font yang baik.
  5. Dapat di eksport dalam EPS ataupun TeX Format
  6. Clips pilihan dan toolbar user.
  7. Setting pilihan yang fleksibel untuk spasi, style dan ukuran, serta manajemen styleset.
  8. Mendukung penggunaan warna dengan style warna.
  9. Mendukung format file MathType dan Equation Editor yang tersimpan dalam jenis WMF ataupun EPS. Jika belum mengenal, Equation Editor adalah editor persamaan yang terinclude dalam MsWord, sedangkan MathType adalah editor persamaan yang lebih lengkap dibanding Equation Editor.
  10. Serta seambreg fasilitas yang tidak mungkin saya ulas disini.


Tampilan Dari Math Magic Personal Edition


Keuntungan lain dari MathMagic adalah support dengan berbagai pengolah kata, diantaranya yang telah saya coba adalah MsWord, WordPad bahkan editor sekelas Atlantispun bisa ditangani, caranya ketik persamaan pada jendela MathMagic kemudian copy-paste pada editor di atas. Pada MsWord dan WordPad terdapat kelebihan yaitu hasil paste bisa di edit lagi dengan mendouble-klik persamaan, sedangkan pada Atlantis berubah menjadi file gambar namun dengan kualitas yang cukup baik.



Yang paling saya sukai adalah kemampuan meng-ekspor persamaan dalam format gambar WMF (Windows Meta File). Karena dengan format gambar ini, dapat digunakan dalam publikasi under Web. Lebih – lebih format gambar ini bersifat transparan, sehingga walaupun background web anda warnanya macam – macam equation ini tetap terlihat seperti text biasa, karena warna backgroundnya akan mengikuti warna latar website. Dan lebih gilanya lagi, format gambar WMF ini bisa di edit layaknya mengedit teks jika ada kesalahan persamaan.



Namun MathMagic ini sifatnya hanyalah trial 30 kali penggunaan. Setelah itupun masih tetap dipersilahkan menggunakan versi trial-nya hanya saja saat launching pertama muncul pop-up untuk mendaftar, namun jika masih belum ingin mendaftar tekanlah tombol try-nya dengan fasilitas yang tidak ada bedanya dengan sebelumnya. Dan jika anda membayar maka popup tersebut akan hilang.



Nama Software : MathMagic
Produsen : n’PINE.Inc.
Web Url : http://www.mathmagic.com/
Ukuran : Lebih dari 8 Mb
Sifat : Trial dengan PopUp setelah penggunaan 30 kali.

Sedekah Dapat Memelihara Keselamatan Hidup

Di Kerjai Nich Ye

Kemarin Surabaya tengah mengadakan Pilkada, atau pemilihan kepala daerah. Saya tak begitu memperhatikan dengan pasti karena walaupun saya sudah menetap lama di Surabaya, tetapi saya hanyalah seorang pendatang yang tidak memiliki hak pilih. Jadi siapapun yang menjadi Kepala Daerah, tidak ngefek bagi saya. Entah itu calon pertama, calon kedua, calon ketiga, calon keempat, bagi saya ya sama saja, alias podho wae. Podho wae dalam artian, nanti kalau sudah jadi pejabat pasti sulit juga ditemui, dan prosesnya berbelit - belit.



Namun saya tersenyum saat melihat salah satu calonnya adalah Pak Alisyahbana. Hmm bukannya saya tersenyum karena apa, tetapi saya tersenyum karena pernah mengalami hal yang menggelikan sama Dafiq (http://achdaf.cjb.net) saat masih kuliah dulu, dimana saat itu Pak Alisyahbana masih menjabat Sekota.



Ceritanya saat itu Dafiq jadi Ketumnya Jamaah Masjid Manarul Ilmi (JMMI), sedangkan saya rakyat biasa. Nah saat itu kalau tak salah Dafiq-nya ini banyak “gawe” (baca=program) yang tentunya membutuhkan biaya banyak, sehingga mesti lari ke sana lari kesini atau mengajukan proposal di sana sini.



Waktu itu kebetulan saya diajak menemani menghadap penasihat-nya program kegiatan untuk dimintai petunjuknya, enaknya mengajukan proposal kemana supaya biar cepet dapat biaya. Sebut saja namanya Pak Fulan.  Akhirnya sama Pak Fulan ini di kasih solusi,
“Sudah, mengahadap Pak Alisyahbana saja, utarakan niat-nya, nanti kalau ditanya bilang kalau di Suruh Pak Fulan. Beliau kenal baik sama saya.”



Akhirnya kamipun berangkat ke Kantor Sekota Surabaya, sampai di sana jam 10 pagi. Tamu - tamunya banyak sekali, saya dan Dafiq sudah di antrean ke 10-an. Setelah menunggu 2 jam, akhirnya datanglah kesempatan kami untuk menghadap. Eh.. mendadak di kasih tau assisten Sekota, kalau Pak Alisyahbana-nya ada sholat, makan, dan rapat, sehingga harus menunggu kira - kira 1,5 jam lagi.
Apa boleh buat, akhirnya kamipun menunggu lagi, dan baru jam 14.00 bisa bertatap muka.



Nah disinilah saya tersenyum dalam hati, karena setelah mengutarakan maksud kedatangan dan menyerahkan proposal kegiatan, di tolak mentah - mentah sama Sekota,
“Siapa itu Pak Fulan, saya tak kenal, kalau ingin mendapatkan dana kegiatan maka harus lewat prosedur yang benar, yaitu proposalnya mesti di kumpulkan di bagian proposal untuk kemudian di proses.”



Habis itu kamipun pulang dengan sia - sia, emm penantian 4 jam yang percuma, dan setelah pulang complainlah sama Pak Fulan, “Gimana pak, Pak Sekotap tak kenal dengan bapak. Jadi kita mesti mengumpulkan proposal.”
Namun tahu tidak apa jawaban Pak Fulan, jawaban beliau adalah,
“Ya, yang benar memang seperti itu”



Ya.. ampun pak, pak, masak kita sudah sebesar ini di kerjain juga. Yach dasar Pak Fulan, sok terkenal ha.. ha.. ha. Fiq, masih ingat nggak? Yo opo webnya kok tak pernah di urus? Atau sudah sibuk ngurusi yang lain kali ya? :D

Bermain ke Tanjung Kodok

Tanjung adalah daratan yang menjorok ke Laut, dinamakan Tanjung Kodok barangkali karena adanya sebuah batu yang mirip kodok . Kodok adalah sebutan untuk Katak dalam bahasa Jawa. Bermain ke Tanjung Kodok merupakan acara Departemen Pembinaan Masjid Manarul Ilmi. Departemen yang dikomandani sama Mas Ibnu, salah seorang sahabat terbaik saya sampai saat ini, telah menyelesaikan masa Tugasnya. Menurut schedule, start dari Manarul Ilmi dilanjutkan ke Tanjung Kodok, diteruskan ke Goa Akbar dan terakhir ke rumahnya Cak Eko salah satu staff Departemen Pembinaan pada saat itu.



Perjalanan yang sempat tertunda karena acaranya memang kurang terprogram dengan baik agak mengalami berbagai rintangan. Mobil rombongan sempat berputar berkilo – kilo meter karena adanya jembatan yang diperbaharui. Beruntung sekitar pukul 1.30 sudah sampai di Tanjung Kodok. Di kiri kanan jalan terdapat penjual buah siwalan semacam buah kelapa, karena rasanya mirip kelapa muda, namun dalam satu buah siwalan yang sebesar buah kelapa itu jika di kupas akan terdapat tiga butiran sebesar setengah kepalan tangan dan rasanya mirip dengan kelapa muda, serta penjual legen, yaitu minuman dari proses fermentasi.




Gambar.Saya yangmentongkrong diatas bebatuan.



Gersang dan tandus itulah kesan pertama yang saya rasakan tatkala menginjakkan kaki di tanjung kodok, sebuah tanjung yang berada di pantai utara pulau Jawa. Ombak tak seberapa besar, udara terasa panas namun angin semilir terus berhembus, langit di atas cerah hampir kesemuanya berwarna biru. Sejauh mata memandang hanya ada perahu – perahu hias yang di sewa pengunjung. Di sebelah saya ada sebuah bangunan tinggi semacam menara, kata beberapa kawan menara tersebut dipergunakan untuk membantu menetapkan tanggal 1 kalender hijriyah. Di dekat menara tersebut sebuah mushola mungil di penuhi banyak wisatawan lokal yang akan menunaikan sholat dhuhur.



Beberapa nelayan mendekati kami sambil merayu sambil menawarkan kapal untuk merasakan nikmatnya berlayar. Sebenarnya ada keinginan kuat untuk mengambil tawaran tersebut, tetapi karena waktu kami cukup terbatas akhirnya tawaran tersebut kami tolak dengan halus. Akhrinya sendal japit yang ku kenakan aku lepas dan byur.. “nyemplung” (=masuk) ke tepi pantai sambil mengejar – ngejar kepiting ataupun riak – riak ombak.



“Indahnya alam ciptaan Tuhan, Alangkah damainya ditepian pantai, Disitu terserlah kebesaran-Mu, Ya Allah bagi mereka yang cinta pada-Mu Indahnya langit tidak bertiang, Lautan luas terbentang, Fajar dan senja silih berganti, Semuanya tunduk dan patuh pada-Mu” (Alarme – Alami : Indahnya Alam)



Setelah satu setengah jam bermain – main, rombonganpun meneruskan perjalanannya ke Goa Akbar. Sebuah Goa di kawasan Tuban.



Note : Foto diambil di Tanjung Kodok 3 atau 4 tahun silam. Tanjung Kodok adalah daerah wisata di wilayah Lamongan.
To be continue…

Larangan Menolak Pengemis (Peminta - Minta)

on Monday, June 13, 2005

Al Quran Puitis, Terjemahan Al Quran Dari Sudut Pandang Sastrawan

Beberapa waktu yang lalu saat saya di rumah family, pagi - pagi sekali melihat dan membaca Al-Qur’an terjemahan HB. Jassin, yaitu sebuah terjemahan Al-Quran dari sudut padang beliau sebagai seorang sastrawan. Di bagian kata sambutan ada lontaran yang cukup menarik yang diberikan Buya HAMKA. Buya HAMKA mengatakan kurang lebih (afwan, saya agak lupa) bahwa ada saja orang yang berkata “Sayang sekali HB. Jassin adalah seorang sastrawan dan bukanlah Ulama”. Tetapi oleh Buya HAMKA perkataan-perkataan semacam itu dimentahkan dengan “Sayang sekali, bahwa banyak Ulama tetapi bukan seorang Sastrawan.”



Dan pasti akan terbersit sebuah pertanyaan “Mengapa, sastrawan semacam HB. Jassin, menterjemahkan Al-Qur’an segala? Bukankah Al Quran terjemahan dari Departemen Agama (Depag) rasanya sudah cukup lengkap? Kebetulan sebelum membaca terjemahan tersebut saya sempatkan untuk membaca pembukaan bagaimana awal mula cerita HB. Jassin sampai bersusah payah menterjemahkan Al-Quran, yaitu dimulai beberapa waktu setelah isterinya meninggal dunia sehingga beliau merasa bahwa semua yang hidup pasti akan meninggalkan dunia pula sampai pada akhirnya beliau berusaha untuk menterjemahkan Al Qur’an Puitis tersebut. Bukankah Al Qur’an sendiri diturunkan dalam untaian kalimat yang cukup indah? Sampai - sampai ahli sastra Arab sendiri di waktu itu tercengang mendengar bacaan Al Qur’an, karena belum pernah mereka mendengar untaian kata yang sedemikian indahnya.



Namun jujur saja, jika saya membaca tejemahan Al Quran Departemen Agama, walau tidak banyak, masih saja merasakan tidak menemukannya makna untaian kata yang cukup indah tersebut. Kadang malah membingungkan, dan harus melihat tafsir untuk lebih memahami-nya lagi. Karena masih adanya kalimat-kalimat yang saya rasakan mbulet, dan sukar dimengerti, lebih - lebih oleh seorang yang bodoh dan masih buta kepemahaman bahasa arab semacam saya. Walaupun saya bisa dengan lancar menulis/menyalin huruf arab ataupun membacanya tetapi saya masih belum bisa mengerti makna tulisan itu sendiri.



Nah disinilah terjemahan HB Jassin mencoba meminimalisasikan terhadap kerancuan-kerancuan bahasa, dan menterjemahkannya secara puitis ke dalam kalimat yang indah pula. Di bagian pembukaan di contohkan beberapa ayat terjemahan Depag dibandingkan terjemahan HB Jassin, dan kita di minta merasakan lebih enak mana untuk dibaca?



Dalam hal ini bukannya saya menilai terjemahan Depag itu tidak bagus, tetapi dengan kaca mata saya yang sangat awam dengan bahsa arab ini merasa lebih nyaman dengan terjemahan HB Jassin. Tidak tahu ya, barangkali karena kemudahan orang dalam mencerna itu berbeda - beda. Karena jika membaca Al Qur’an terjemahan Depag saya tidak mampu berlama - lama, tetapi jika membaca terjemahan HB Jassin bisa sampai beberapa waktu. Bagaimanapun juga terjemahan Depag adalah terjemahan standard Al Quran dalam bahasa Indonesia yang lebih diterima banyak kalangan. Namun tidak ada salahnya kan mencoba membaca terjemahan Al Qur’an dalam sudut pandang sastrawan?



Dan kemarin mencoba - coba cari Al Quran puitis terjemahan HB Jassin tersebut di toko Manyar Jaya surabaya, wah belum menemukan juga.

Membuat Mode Read-Write Hardisk Pada Knoppix.

on Wednesday, June 1, 2005

Salah satu fungsi Distro Knoppix Live on CD yang boleh jadi merupakan fungsi yang handal adalah sebagai penyelamat data jika terjadi trouble pada sistem operasi, entah itu Linux ataupun Windows. Lebih - lebih jika data yang sangat dibutuhkan tadi berada satu partisi dimana sistem operasi bercokol. Tentunya kita sangat mengharapkan untuk dapat memindah data yang tak ternilai harganya itu ke partisi yang lain.



Tulisan ini hanya akan membahas pemindahan data pada sistem Operasi Windows. Sedangkan untuk sistem operasi Linux saya rasa tidak ada masalah karena caranyapun hampir sama.



Untuk sistem operasi Windows ada Norton Comander ataupun DOS yang bisa membaca FAT-32, tetapi pengcopian dengan model DOS terasa kurang nyaman, kadang ada saja file yang ketinggalan dan karakternyapun akan terpotong jika nama file/folder-nya lebih dari 7 karakter. Nah dengan Knoppix maka kita bisa memilah dan memilih dengan mudah file - file yang akan di selamatkan ataupun dipindahkan, dan tidak ada ketakukan nama file/folder-nya ikut terpotong.



Namun seringkali kita di buat bingung dengan knoppix yang kita gunakan, karena knoppix hanya akan membaca drive/file/folder yang ada di Windows. Sedangkan jika kita hendak menulis, men-delete, mem-paste; file/folder tujuan tidak mau menerima file yang baru, atau could not write. Namun dari kebiasaan di Linux langkah kita selanjutnya adalah login ke root dan merubah permission drive/folder tersebut. Tetapi langkah inipun akan sia - sia saja karena lagi - lagi perubahan ini di tolak mentah - mentah oleh knoppix, could not change permissions. Padahal kalau kita menggunakan disket yang telah di mounting aman - aman saja dan tidak ada masalah.



Ternyata hal ini dikarenakan semua drive dibaca Read-Only mode oleh Knoppix. Nah, untuk membuat mode read-write harddisk pada Knoppix kuncinya terdapat di desktop. Yaitu klik kanan icon [Hard Disk Partition] yang akan diRead-write, kemudian pilihlah [Change Read/Write Mode]. Jika ada kotak dialog persetujuan pilihlah tombol YES, dan lakukan langkah yang sama untuk partisi yang lain. Sedangkan untuk mengembalikan ke bentuk Read-Only mode lakukan langkah serupa pada hardisk yang dalam read-write mode tersebut.



Saya belum pernah mencoba apakah Knoppix ini mampu me-Read-write partisi jenis NTFS atau tidak. Coba saja di lakukan sendiri. Dan saya tidak bertanggung jawab jika terjadi kerusakan pada sistem operasi default anda setelah melakukan langkah - langkah diatas. Tetapi saat saya coba aman - aman saja.



Ditulis dengan KWrite dari Knoppix 3.2 Live On CD.